Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idrus Marham Enggan Dipilih Jadi Ketum Golkar jika Dasarnya Politik Uang

Kompas.com - 25/02/2016, 21:22 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, mengungkapkan fakta bahwa menjelang pemilihan ketua umum sudah ada beberapa Dewan Pimpinan Daerah yang mengirimkan surat dukungan ke beberapa caketum.

Namun, ia menegaskan surat dukungan tersebut tidak bisa menjadi dasar seseorang akan pasti dipilih menjadi ketua umum.

Ia memproyeksikan, saat pemilihan nanti surat dukungan dari DPD tidak diperhatikan. Sebab, pemilihan akan dilangsungkan secara tertutup.

"Saya kira pernyataan dukungan itu tidak bisa menjadi dasar. Dukungan itu nanti akan lahir dengan sendirinya di dalam Munas. Faktanya hari ini ada DPD yang memberikan dukungan kepada saya dan ke beberapa calon lain," ujar Idrus usai menghadiri sebuah diskusi di Tebet Timur, Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2016).

Lebih lanjut, Idrus sebagai salah satu calon mengatakan bahwa dirinya menolak untuk bermain politik uang.

Bagi dia, praktik politik uang menjadikan Golkar tidak berjalan dengan baik. Ini membuat para elite politiknya tidak memiliki integritas.

Jika seorang elite atau kader partai tidak memiliki integritas maka orang tersebut cenderung hanya menjadikan jabatan formalnya sebagai modal untuk mencari keuntungan.

"Kalau memang karena uang, jangan pilih saya. Sistem apapun tidak akan berjalan dengan baik jika elit politik tidak punya integritas," ujarnya.

Idrus juga menambahkan, pengalamannya selama bertahun-tahun dalam organisasi memberikan keuntungan tersendiri saat pertarungan calon ketua umum Golkar pada April 2016 nanti.

Ia tidak perlu lagi melakukan konsolidasi dengan mendatangi Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I Provinsi dan Tingkat II kabupaten/kota

"Saya sudah jadi sekjen selama 6 tahun. Jadi, komunikasi politik saya sudah berjalan. Persoalan menilai saya serahkan kepada mereka," ucapnya.

Selain itu, menurut Idrus, unsur terpenting menjadi seorang ketua adalah pengalaman.

Dengan pengalaman orang akan memiliki kematangan ideologis, konseptual, sosial dan politik.

"Oleh karena itu ketika menjadi ketua, seseorang tidak lagi berada dalam tahapan belajar memimpin," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com