Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Juga Minta Revisi UU KPK Dicabut dari Prolegnas

Kompas.com - 25/02/2016, 15:14 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Demokrat juga meminta agar revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dicabut dari program legislasi nasional.

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, fraksinya menginginkan revisi UU KPK tak hanya ditunda, tetapi dibatalkan melalui pencabutan dari prolegnas.

"Kami dengan tegas menolak, maunya itu dibatalkan, berarti kan otomatis meminta agar dicabut dari prolegnas," kata Ruhut, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/2/2016).

Ruhut mengatakan, fraksinya akan menyampaikan permintaan ini dalam rapat Badan Legislasi DPR dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.

Namun, Ruhut menegaskan, sejak awal Demokrat memang tidak setuju revisi UU KPK masuk prolegnas prioritas.

"Aku kan pimpinan Fraksi Demokrat di Baleg, waktu konsinyering di Puncak soal prolegnas, kita tegas menolak kok," kata Anggota Komisi III DPR ini.

Ia mengaku tetap menghargai hasil keputusan rapat konsultasi antara Presiden Joko Widodo dan Pimpinan DPR yang memutuskan penundaan revisi UU KPK ini.

Penundaan dimaksudkan untuk melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat.

"Saya terima kasih kepada Pak Presiden yang menunda revisi ini," ujar dia.

Dengan sikap Demokrat ini, ada empat fraksi di DPR yang meminta agar revisi UU KPK dicabut dari Prolegnas.

Sebelumnya, Fraksi Gerindra, PKS dan PAN juga menyatakan permintaan yang sama.

Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan, fraksi yang mengusulkan agar revisi UU KPK dicabut dari Program Legislasi Nasional, sebaiknya tak hanya menyampaikan pendapatnya melalui media massa.

Pendapat itu bisa disampaikan saat rapat Badan Legislasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com