Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Yuddy Ancam PNS yang Rankingnya Terendah Akan "Dipangkas"

Kompas.com - 16/02/2016, 14:38 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi menginginkan adanya sistem untuk bisa memantau pegawai negeri sipil terbaik dalam sebuah instansi.

Tidak hanya yang terbaik, tetapi PNS yang asal kerja dan sekadar absen saja juga akan ditindaklanjuti.

"Orang-orang yang tidak memiliki kinerja yang baik, sekadar absen saja, menunggu 30 hari untuk mengambil gaji, akan dirasionalisasi (diberhentikan)," tutur Yuddy dalam rapat koordinasi di kantor Kemenpan RB, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (16/2/2016).

Rasionalisasi atau pemberhentian tersebut dilakukan menyusul banyaknya kritik di masyarakat terkait banyaknya PNS di daerah yang tidak produktif. Tingkat absensinya bahkan terbilang tinggi.

Bahkan, beberapa di antaranya juga melakukan pelanggaran disiplin.

Yuddy mencontohkan instansinya yang memiliki 365 pegawai. Menurut dia, perlu dilakukan ranking dari satu hingga 365.

Dengan demikian, jika kebijakan rasionalisasinya 10 persen, misalnya, maka harus ada sekitar 36 orang yang siap dirasionalisasi.

"Artinya, ranking 36 terbawah dirasionalisasi," ucapnya.

Namun, pemangkasan tersebut bukan berarti asal memberhentikan saja. Yuddy mengatakan, nantinya Kemenpan RB akan meluncurkan kebijakan susulan yang seadil-adilnya dan sebaik-baiknya.

Salah satunya dengan memberlakukan pensiun dini bagi mereka yang berada di kuadran keempat.

"Siapa kuadran keempat? Mereka yang dianggap tidak produktif dan fungsinya tidak dibutuhkan dalam struktur tata kerja pemerintahan," kata politisi Partai Hanura itu.

Seperti dikutip dari situs www.menpan.go.id, rencana rasionalisasi sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menciptakan birokrasi pemerintahan berkelas dunia, yakni birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien, serta yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas.

Dengan kebijakan rasionalisasi ini, diproyeksikan jumlah PNS empat tahun ke depan akan berkurang menembus rasio 1,5 persen.

Saat ini rasionya masih sebesar 1,7 persen, yaitu setiap 100 orang penduduk dilayani oleh 1,7 pegawai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com