Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Tunggu Hasil Investigasi BPK/BPKP jika Ingin Usut Dugaan Korupsi Pemerintah

Kompas.com - 24/08/2015, 16:48 WIB
Icha Rastika

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ketua sementara Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrachman Ruki menyampaikan bahwa KPK akan meminta terlebih dahulu Badan Pemeriksa Keuangan atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk melakukan investigasi jika menemukan indikasi adanya perbuatan merugikan keuangan negara terkait pelaksanaan proyek pemerintah. KPK baru akan melakukan penyelidikan setelah menerima hasil investigasi lembaga auditor tersebut.

"Setelah audit investigasi menemukan perbuatan melawan hukum apa yang mereka lakukan, baru kita maju dengan penyidikan, dengan demikian tidak terjadi hiruk pikuk. Kalau baru indikasi-indikasi, lebih baik kita kembalikan dulu pada ahlinya, yaitu auditor investigasi, mereka cukup mampu untuk melakukan seperti itu," kata Ruki di Istana Bogor, Senin (24/8/2015).

Menurut Ruki, KPK sepakat bahwa bupati, gubernur, atau pejabat kementerian/lembaga perlu didorong untuk merealisasikan penyerapan anggaran. Jangan sampai terlalu banyak uang yang mengendap di bank sehingga roda perekonomian lamban berjalan.

"Karena apa, akibatnya roda perekonomian tidak jalan, akibatnya negara juga harus keluar uang lagi tambahan untuk membayar bunga uang itu kan disimpan namanya di bank kan," kata Ruki.

Mengenai kekhawatiran pengguna anggaran berhadapan dengan hukum, Ruki menilai bahwa sedianya mereka tidak perlu takut jika melaksanakan fungsinya sebagai pengguna anggaran sesuai dengan undang-undang. Ia mengingatkan para kepala daerah maupun pejabat kementerian/lembaga untuk tidak memiliki niat menerima pemberian hadiah atau janji.

"Jangan ada niat macam-macam deh, terutama niat untuk nerima sesuatu ya, pemberian atau janji," kata Ruki.

Mantan Komisaris Krakatau Steel ini sepakat jika diskresi atau kebijakan yang menyimpang dari aturan tidak selamanya bisa dikategorikan penyalahgunaan kewenangan. Dalam mengambil kebijakan, kata Ruki, tidak selamanya harus sesuai dengan peraturan. Ada hal-hal yang perlu ditoleransi.

"Ambil contoh paling konkret ketika misalnya ada sebuah kampung kebakaran, tadi contohnya itu, apakah gubernur/walikota itu kemudian tidak secara spontan mengeluarkan uang untuk meringankan beban? Mereka mengatakan tidak berani kami, karena kebijakannya tidak begitu. Menurut saya ini yang salah," tutur Ruki.

Hari ini, Ruki mengikuti rapat koordinasi percepatan program-program pembangunan di Istana Bogor. Seusai rapat, Presiden memberikan pengarahan kepada para kepala daerah, Kepala Kepolisian Daerah, Kepala Kejaksaan Tinggi terkait percepatan program pembangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com