"Jangan sampai kita memandu publik menjadi konsumtif dan percaya akan takhayul. Seharusnya, (acara televisi) justru (harus) mengedukasi masyarakat dan memberikan pola pikir positif serta membangun," ujar Presiden Jokowi ketika menyambut para direktur program televisi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Jokowi mengatakan bahwa program televisi memang mencari rating yang tinggi. Namun, pencapaian rating tersebut diharapkan juga dapat mendidik pemirsanya sekaligus menghibur.
"Jadi, kreativitas dan pembuat-pembuat acara diharapkan berkonten positif dalam mendorong dan menghibur juga ada unsur pendidikan. Juga penambahan sisi-sisi moralitas rohani dan juga hal yang bersifat nasionalisme, seperti ada lagu 'Indonesia Raya' dan sebagainya," ujar Presiden.
Diharapkan, adanya penayangan lagu-lagu kebangsaan tersebut dalam siaran televisi dapat meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat.
"Saya harap program televisi tidak hanya sekadar menghibur, tetapi juga mendidik serta mengisi optimisme masyarakat. Saya kira kreativitas bisa menonjolkan hal tersebut," ujar Presiden.
Namun, Presiden juga menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan untuk mengekang kebebasan pers Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Judhariksawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.