Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpan RB Pastikan Pecat PNS yang Terlibat Penipuan CPNS

Kompas.com - 31/07/2015, 17:37 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Crisnandi memastikan pihaknya akan menjatuhkan sanksi hingga pemberhentian tidak hormat kepada pegawai negeri sipil (PNS) yang terbukti terlibat penipuan dengan modus rekrutmen calon PNS (CPNS). Yuddy meminta Kepolisian mengusut tuntas kasus dugaan penipuan yang mermodus rekrutmen CPNS.

"Apabila dalam pengusutan Kepolisian terhadap oknum aparatur pemerintah, PNS, yang terlibat menipu orang-orang yang diiming-miingi tersebut, kami pastikan yang bersangkutan akan diproses pemberhentian tidak hormat," kata Yuddy di Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Yuddy mengaku sudah meminta kepada Badan Kepegawaian Negara untuk segera melakukan tindakan administrasi terhadap PNS yang diduga terlibat kasus penipuan.

Pada Kamis (30/7/2015), Polrestabes Bandung Jawa Barat mengamankan tiga orang yang diduga sebagai pelaku penipuan rekrutmen CPNS. Mereka menjanjikan para korbannya akan diangkat menjadi CPNS asalkan menyerahkan sejumlah uang.

Pemberitaan Tribunnews.com menyebutkan bahwa dua dari tiga tersangka itu merupakan PNS aktif di wilayah Pemerintahan Kota Bandung, Jawa Barat. Kendati demikian, Yuddy mengaku bahwa sejauh ini belum memperoleh informasi adanya pejabat instansi pemerintah yang terlibat kasus penipuan ini.

"Jadi penipuan itu dilakukan oleh oknum-oknum tertentu kepada masyarakat umum yang ingin menjadi pegawai pemerintah dengan mengambil uang besaran maksimumnya itu Rp 10 juta sampai dengan Rp 200 juta. Jadi kalikan saja kalau 2000 orang bisa sampe 100 miliar dan ini satu bentuk kejahatan," tutur Yuddy.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah tidak membuka rekrutmen CPNS tahun ini. Diakui Yuddy, ada kelemahan dalam sistem sosialiasi atas kebijakan moratorium rekrutmen CPNS tersebut. Akibatnya, masyarakat rawan ditipu karena minimnya informasi tersebut.

"Nah seharunya hal ini disosialisasikan oleh pejabat pembina kepegawaian di tingkat provinsi, kabupaten kota, sehingga informasinya menyebar di masyarakat jadi masyarakat itu tertipu karena minimnya informasi. Salah satu minimnya informasi di masyarakat karena sosialisasi ke masyarakat tidak sampai," ucap Yuddy.

Oleh karena itu, Yuddy berharap kasus dugaan penipuan modus CPNS di Jabar tersebut dijadikan momentum untuk melakukan sosialisasi kebijakan moratorium CPNS secara maksimal. (Baca juga: Menteri Yuddy Jamin Rekrutmen CPNS Bebas Suap)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com