Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Perwira Tinggi Polri, Politisi, hingga Komisioner KY Tak Lolos Seleksi Capim KPK

Kompas.com - 14/07/2015, 17:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sejumlah nama terkenal terpental dari daftar calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korusi (KPK) setelah gagal lolos seleksi tahap kedua. Mereka yang gagal berasal dari perwira tinggi polri, komisioner Komisi Yudisial, politisi, hingga para jaksa.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, ada 48 orang peserta yang lolos untuk mengikuti seleksi tahap ketiga, yakni profile assesment. Jumlah itu berkurang banyak dari 194 orang yang mengikuti seleksi tahap kedua.

Panitia seleksi capim KPK memilih berdasarkan kuantitas bobot dari uji obyektif berupa soal pilihan ganda hingga penilaian dua buah makalah yang dibuat oleh masing-masing peserta. Ketua Pansel KPK Destry Damayanti mengatakan, pansel juga sangat mempertimbangkan masukan-masukan soal latar belakang peserta dari masyarakat. Pansel melakukan verifikasi atas setiap informasi yang diterima.

"Buat kami, itu menjadi hal penting karena, sekali lagi, kepandaian itu memang jadi perhatian kami. Tapi, hal di luar itu, integritas itu penting. Kami nggak mau sudah jauh tapi ada hal kecil yang mengganggu," ucap Destry dalam jumpa pers di Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (14/7/2015).

Hasilnya, sejumlah nama yang selama ini dikenal di publik tidak lolos seleksi tahap selanjutnya. Salah satu di antaranya komisioner Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh. Imam pernah menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa pada 2004-2009. Setahun kemudian, ia dipercaya sebagai Wakil Ketua KY hingga periode 2015 ini. Nama Imam pernah mencuat saat mengungkap adanya upaya praktik suap dalam seleksi calon hakim agung.

Nama lain yang tidak lolos adalah politisi Partai Persatuan Pembangunan, Ahmad Yani. Ia pernah menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Yani dikenal cukup lantang mengkritik kewenangan KPK yang sangat luas. Yani kini menjadi anggota Lembaga Kajian Pengkajian MPR.

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Lili Pintauli Siregar juga tak lolos seleksi kedua. Meski memiliki pengalaman cukup lama dalam bidang advokasi dan penegakan HAM, nama Lili tidak berhasil masuk 48 besar.

Selain itu, ada pula sejumlah perwira tinggi Polri, yang mendapat rekomendasi dari Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti dan Wakil Kepala Polri Komjen Budi Gunawan, yang tak lolos uji kedua. Dari lima nama perwira tinggi Polri yang mendaftar, dua di antaranya tidak lolos, yakni Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri Brigjen Samuel Budiono dan Asisten Sarana dan Prasarana Kepala Polri Brigjen Tubagus Anis Angkawijaya.

Dari lima orang dan mantan jaksa yang direkomendasikan Jaksa Agung, tiga orang di antaranya gagal lolos. Mereka adalah Wakil Kepala Kejaksaan tinggi Papua M Rum, Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung Paulus Joko Subagyo, dan Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan Jasman Panjaitan. (Baca: Ini 48 Nama Capim KPK yang Lolos Seleksi Tahap Kedua)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com