Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Desak Kapolri Tuntaskan soal Penangkapan dan Penyiksaan Anak

Kompas.com - 27/06/2015, 17:05 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendesak Kapolri dan Kapolda Jawa Timur untuk segera menuntaskan kasus penangkapan sewenang-wenang dan penyiksaan terhadap anak di bawah umur yang dilakukan anggota Polsek Widang, Tuban, Jawa Timur, pada Senin (15/6/2015). Keluarga korban meminta agar pelaku mendapat sanksi atas perbuatan yang dilakukan.

"Petinggi Polri harus mengusut tuntas kasus dugaan penyiksaan dan penangkapan sewenang-wenang terhadap FA, menangkap pelaku dan memberikan sanksi tegas," ujar Koordinator Badan Pekerja Kontras Surabaya, Fatkhul Khoir, di Jakarta, Sabtu (27/6/2015).

Kusno, seorang buruh honorer di Tuban, Jawa Timur, menceritakan perlakuan buruk yang dilakukan anggota Kepolisian Sektor Widang, terhadap putranya, FA yang masih berusia 13 tahun.

Didampingi beberapa aktivis HAM, Kusno menceritakan bahwa putranya disiksa anggota polisi lantaran dituduh mencuri sepeda motor milik tetangganya.

Kasus tersebut terjadi pada Senin (15/6/2015), ketika FA sedang membantu sepupunya berjualan di Pasar Babat, Tuban. Anggota Polsek Widang yang menerima laporan bahwa FA sebagai pelaku pencurian kemudian melakukan penangkapan dan menjebloskan FA ke dalam tahanan.

Selama di dalam tahanan, menurut Fatkhul, FA mendapat intimisasi oleh para polisi. Berdasarkan pengakuan FA, ia dipukuli dan ditelanjangi oleh anggota polisi. Tak hanya itu, polisi bahkan sempat menodongkan senjata dan mengancam akan menembak FA.

Bocah kelas 2 Sekolah Menengah Pertama itu juga sempat diimingi uang Rp 1 juta, agar mau mengakui perbuatannya. "Anak saya merasa yakin tidak mencuri. Jadi dia tetap berkeras tidak mau mengatakan bahwa ia pelakunya," kata Kusno.

Penyiksaan baru berhenti setelah Kepala Desa yang dilaporkan mengenai penangkapan FA mendatangi Polsek Widang. Polisi akhirnya melepaskan FA dan dikembalikan pada orang tua.

Tak terima dengan perlakuan terhadap anaknya, Kusno kemudian membawa FA ke RSUD Tuban. Hasil visum menunjukan bahwa FA mendapat penyiksaan secara fisik.

Kusno didampingi anggota Badan Pekerja Kontras Surabaya telah melaporkan penyiksaan tersebut ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Tuban. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut mengenai hasil laporan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com