Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NU dan Muhammadiyah Kompak soal Penetapan Awal Puasa hingga Tahun 2023

Kompas.com - 16/06/2015, 19:33 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin memperkirakan penetapan awal puasa tidak akan mengalami perbedaan hingga tahun 2023 mendatang. Meski Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) serta pemerintah menggunakan metode berbeda, Din memperkirakan penentuan awal puasa akan sama hingga delapan tahun mendatang.

"Insya Allah kondisi seperti ini (Muhammadiyah dan NU sama) akan berlangsung katanya sampai 2023," ujar Din di Istana Kepresidenan, Selasa (16/6/2015).

Din menjelaskan, Muhammadiyah, untuk Ramadhan tahun ini, sudah menetapkan sejak jauh hari bahwa awal ibadah puasa ialah pada 18 Juni, sementara 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri ialah pada 17 Juli mendatang. Penetapan itu dilakukan dengan penggabungan teknik rukyat dengan ilmu hisab (hitung).

"Penentuan soal 1 Ramadhan atau 1 Syawal itu untuk 100 tahun akan datang sudah bisa diprediksi karena menggunakan ilmu falak yang berbasis astronomi fisika matematika yang kami yakini hasilnya itu hampir dapat disebut pasti. Namanya ilmu pasti," kata Din.

Di dalam kitab suci Al Quran, lanjut dia, metode observasi itu juga bisa dilakukan. "Penglihatan Muhammadiyah adalah tetap melihat rukyat, tetapi dengan akal pikiran. Rukyat dengan ilmu, bukan rukyat dengan ala pemerintah," ucap dia.

Untuk tahun ini, Din juga sudah memperkirakan bahwa penetapan awal 1 Ramadhan pasti akan sama karena hilal tidak terlihat hingga matahari terbenam. Meski ada perbedaan cara dan pemahaman itu, Din meyakini hal tersebut tidak menjadi soal lantaran pemerintahan di bawah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memiliki komitmen mendekatkan Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com