Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Perwira Polri yang Daftar Pimpinan KPK Dinilai Putra Terbaik Bhayangkara

Kompas.com - 15/06/2015, 16:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri mengapresiasi dua perwira tingginya dan satu purnawirawan yang mendaftarkan diri menjadi calon pimpinan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan menyebut ketiganya merupakan putra terbaik Polri.

"Tiga ini putra terbaik Bhayangkara," ujar Anton di Kompleks Mabes Polri, Senin (15/6/2015).

Tiga orang dengan latar belakang perwira Polri yang turut mendaftarkan diri menjadi calon pimpinan KPK adalah Irjen Yotje Mende, Irjen Syahrul Mamma, dan Irjen (Purn) Benny Mamoto.

Yotje hingga saat ini masih menjabat sebagai Kepala Polda Papua. Sebelum mengemban jabatan itu, pria angkatan perwira kepolisian tahun 1981 dan pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Wilayah Surakarta tersebut menjabat sebagai Kepala Sekolah Pimpinan Tinggi (Sespimti) Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol).

Sementara itu, Syahrul saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi dan Keamanan Nasional di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Pria angkatan Akpol 1982 ini pernah menjabat sebagai Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya dan Kepala Divisi Hukum Polri.

Adapun Benny adalah pensiunan Polri dengan pangkat terakhir irjen. Benny mengakhiri karier di Polri sebagai Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Negara (BNN). Pria dari angkatan Akabri 1977 itu punya banyak pengalaman sebagai penyelidik dan penyidik perkara-perkara internasional, baik narkotika, perkara perbankan, maupun terorisme.

Anton menyebut bahwa rekam jejak ketiganya sangat baik. Salah satunya adalah jabatan tiga orang tersebut sebagai bintang dua. Menurut Anton, semua personel Polri yang mendapat pangkat bintang merupakan personel yang telah teruji kapabilitasnya.

"Lagi pula, tiga nama ini adalah pakar di bidang reserse. Komitmen, konsisten, dan mental yang dimiliki mereka tidak perlu diragukan," ujar dia.

Anton mengatakan, pendaftaran ketiga orang tersebut telah diketahui oleh Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti dan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Selain tiga orang tersebut, Anton tidak menutup adanya kemungkinan personel Polri lain yang turut mendaftar. Sebab, pendaftaran itu merupakan kehendak pribadi, bukan dorongan institusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com