"Evakuasi dilakukan dengan menggunakan 8 bus dari Tareem dan 2 bus dari Al Mukalla. Para WNI tersebut dievakuasi menuju kota Salalah, kota di Oman yang paling berdekatan dengan perbatasan Yaman," demikian siaran pers Tim Percepatan Evakuasi WNI yang diterima Kompas.com, Senin (13/10/2015).
Tim evakuasi menyebutkan, evakuasi 478 WNI ini terbanyak dalam satu hari sejak pemerintah mulai mengevakuasi WNI dari Yaman pada 2014 lalu. Kota Tareem dan Al Mukalla merupakan pusat konsentrasi WNI di Yaman. Diperkirakan, ada 2.000 WNI yang menetap di dua kota di bagian timur Yaman tersebut, dengan sebaran 500 orang di Al Mukalla dan 1.500 orang di Tareem.
Awalnya, hanya 48 WNI di Tareem yang bersedia untuk dievakuasi. Sebagian besar WNI menolak dievakuasi karena menganggap situasi di Yaman masih aman. Demikian juga dengan WNI yang menetap di Al Mukalla. Hanya 40 WNI dari Al Mukalla yang bersedia dievakuasi ketika diplopmat Yuson Ambari beserta tim masuk ke wilayah kota tersebut. Namun, setelah berbicara dengan Yusron dan tim, jumlah WNI yang bersedia dievakuasi bertambah. Lebih dari 600 WNI di Tarem bersedia dievakuasi dan hampir 300 WNI di Al Mukalla yang juga mendaftarkan diri untuk pulang kew Tanah Air.
"Kami mengedepankan pendekatan persuasif dalam memberikan perlindungan kepada WNI di sini. Kami melakukan pertemuan dengan pelajar dan juga pimpinan lembaga pendidikan. Mereka menyambut positif upaya kita", kata AKBP Tofik Ismail yang tergabung dalam Tim Percepatan Evakuasi WNI.
Hingga kini, Pemerintah telah mengevakuasi 1800 WNI dari Yaman. Evakuasi dilakukan melalui jalur darat, laut, dan udara sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah. Tak sampai di situ, Pemerintah akan terus mewlakukan evakuasi hingga semua WNI yang ingin meninggalkan Yaman berhasil dievakuasi.
Menurut Kemenlu, hingga kini masih ada 82 WNI yang terjebak perang di Kota Aden yang masih terus diupayakan untuk segera dievakuasi. Pemerintah Indonesia bersama Palang Merah Internasional (ICRC) terus berkoordinasi untuk mengupayakan agar ke 82 WNI dapat dipindahkan ke pelabuhan Aden dan dibawa ke Djibouti menggunakan kapal yang disewa Pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.