Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kewenangan Ketua Umum Harus Dipangkas Jika Anggaran Parpol Ditambah

Kompas.com - 10/03/2015, 12:40 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengamat politik Emrus Sihombing mengatakan bahwa wacana penambahan anggaran untuk partai politik harus dikaji cermat. Harus ada konsekuensi pada partai politik saat menerima dana lebih besar dari kas negara.

Emrus menjelaskan, partai politik harus menerima jika kewenangan ketua umum dipangkas sebagai konsekuensi penambahan alokasi anggaran negara untuk partai politik. Hal ini penting untuk menjamin kerja politik yang berpihak penuh pada kepentingan rakyat.

"Kewenangan ketua umum harus dikurangi. Misalnya tidak bisa lagi seenaknya recall, mengganti anggota DPR karena berbeda pendapat dengan sikap partai. Dengan begitu, anggota DPR tidak lagi ada di bawah bayang-bayang ketua umum atau DPP," kata Emrus saat dihubungi, Selasa (10/3/2015).

Dosen Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan itu mengatakan, pemerintah bisa saja menanggung penuh biaya operasional partai politik di Indonesia. Dengan catatan, regulasi untuk memperkuat pelaksanaannya harus diperbarui agar lebih tegas dan mengakomodasi asas transparan dengan melibatkan PPATK dan KPK.

Menurut Emrus, pembiayaan partai politik di Indonesia dapat mengadopsi cara di negara-negara lain yang biaya operasionalnya ditanggung penuh oleh pemerintah. Namun demikian, ia menilai harus ada peraturan mengenai jumlah partai yang berkompetisi, ambang batas parlemen, dan pengetatan penerimaan sumbangan dari pihak ketiga.

"Soal transparansi, misalnya, kalau ada bantuan dari pihak lain harus dibatasi. Tapi menurut saya ditanggung penuh saja oleh pemerintah agar tidak tersandera oleh pengusaha yang memberi sumbangan," ujarnya.

Sebelumnnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melontarkan wacana pembiayaan sebesar Rp 1 triliun per tahun yang dibagikan kepada semua partai politik. Menurut dia, wacana ini perlu dukungan dan dipikirkan oleh DPR serta elemen masyarakat pro-demokrasi. Tujuannya untuk meningkatkan transparansi dan demokrasi.

"Political will ini perlu karena partai politik merupakan rekrutmen kepemimpinan nasional dalam negara yang demokratis. Akan tetapi, persyaratan kontrol terhadap partai harus ketat dan transparan," kata Tjahjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com