Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, Basarnas Kerahkan 5 Kapal untuk Prioritaskan Cari "Black Box" AirAsia QZ8501

Kompas.com - 04/01/2015, 19:48 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan, tim SAR gabungan berharap bisa melakukan pencarian yang lebih optimal besok, Senin (5/1/2015). Cuaca besok yang diprediksi lebih baik dari sekarang menjadikan Basarnas akan memprioritaskan untuk melakukan penyelaman dalam pencarian jenazah korban, badan pesawat dan kotak hitam dari AirAsia di penerbangan QZ8501 tersebut.

"Besok, proritas kita adalah melakukan penyelaman di daerah penemuan objek yang kita duga bagian besar badan pesawat. Berdasarkan pengalaman selama ini, black box tidak jauh dari badan pesawat," kata Bambang Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Minggu (4/1/2015).

Soelistyo menjelaskan, di daerah yang menjadi prioritas pencarian, akan ada 5 kapal yang dikerahkan untuk mencari kotak hitam di pesawat itu. Pencarian di Selat Karimata, perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah itu akan dipusatkan di lokasi yang diduga sebagai tempat badan pesawat berada.

"Kami akan berupaya temukan black box. Berdasarkan pengalaman selama ini, black box tidak terlalu jauh dari debris (serpihan) yang merupakan bodi-bodi pesawat," ucap Soelistyo.

Meski begitu, Soelistyo tetap mengatakan bahwa pencarian jenazah korban tetap diprioritaskan dalam pencarian besok. "Itu dua hal yang bersama-sama kita lakukan. Korban akan terus kami upayakan untuk didapat sebanyak-banyaknya," tutur Soelistyo.

Hingga hari kedelapan, Basarnas sudah mengkonfirmasi ada 34 jenazah yang ditemukan dalam pencarian di Selat Karimata. (Baca: Hari Kedelapan, Basarnas Konfirmasi 34 Korban AirAsia Sudah Ditemukan)

Dari 34 jenazah, tim Disaster Victim Identification sudah memastikan identitas 9 jenazah. Sebanyak 21 jenazah masih menjalani proses identifikasi oleh tim DVI, sedangkan 4 jenazah yang ditemukan hari ini baru tiba di Surabaya setelah diterbangkan dari Pangkalan Bun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com