Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ketiga Pencarian AirAsia QZ8501, TNI Tambah Kekuatan

Kompas.com - 30/12/2014, 08:45 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 telah memasuki hari ketiga. Dalam pencarian, Selasa (30/12/2014) ini, TNI menambah kekuatannya untuk membantu Badan SAR Nasional (Basarnas) mencari pesawat yang mengangkut 155 penumpang itu.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen M Fuad Basya mengatakan, setidaknya 16 pesawat dan 13 kapal dikerahkan TNI dalam upaya pencarian ini. Ke-16 pesawat itu di antaranya helikopter MI 35, helikopter Bell 412 milik TNI AD, pesawat Cassa, helikopter Bolco dan CN 235 milik TNI AL, serta Boeing 737, Hercules C-130 dan helikopter Super Puma milik TNI AU.

"Ke-13 kapal yang dikerahkan di antaranya KRI Yos Sudarso, KRI Hasanudin, KRI Pattimura, KRI Bung Tomo, KRI Sutedi Senaputra, KRI Banda Aceh, KRI Pulau Rengat, dan KRI Pulau Romang," kata Basya dalam keterangan yang diterima wartawan, Selasa.

Ia menambahkan, dalam upaya pencarian ini, TNI juga menerjunkan tiga tim Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL, satu tim paska dan tim penyelam, serta enam sea raider. Pasukan khusus TNI AL itu bekerja sama dengan 714 personel TNI AD yang berasal dari Kodam I/Bukit Barisan, Kodam XII/Tanjungpura, dan Kodam II/Sriwijaya.

"Upaya pencarian pesawat AirAsia juga melibatkan negara-negara sahabat, antara lain dari Malaysia (yang menurunkan) sebuah C-130 Hercules dan tiga kapal, Singapura dengan tiga C-130 Hercules dan tiga kapal, Australia dengan dua P3C Orion, serta Korea Selatan sebuah P3 Orion," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com