Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Reformasi Bukan Revolusi

Kompas.com - 10/12/2014, 11:42 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, berharap agar pemerintah terus melanjutkan semangat reformasi. Hal itu perlu dilakukan tanpa kekerasan.

SBY mengatakan bahwa reformasi bukanlah revolusi. Menurut dia, reformasi merupakan sebuah gerakan perubahan tanpa ada kekerasan dan korban.

"Kalau revolusi itu mengganti sistem, menjebol, sering dengan kekerasan dan korban begitu besar. Perubahan-perubahan perbaikan yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh bahkan dikatakan reformasi hakekatnya perubahan dan berkesinambungan," ujar SBY saat menyampaikan kuliah umum di Auditorium Harun Nasution, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (10/12/2014).

Ketua Umum Partai Demokrat itu mengatakan, reformasi tidak boleh mengganti dan menjebol kerangka bernegara dari sebuah bangsa. Menurut dia, reformasi adalah sebuah gerakan untuk memperbaiki sistem yang dianggap tidak berjalan dengan baik.

"Praktik perlindungan apa yang tidak lagi sesuai dengan kehendak rakyat yang menyimpang," ucap SBY.

SBY menyebut ada 10 alasan yang mendorong masyarakat untuk melakukan reformasi. Di antaranya kekuasaan yang relatif absolut, demokrasi yang lemah, dan konsentrasi kekuasaan yang terlalu berfokus di pusat dan tidak memperhatikan daerah. Selain itu, tidak berimbangnya kekuatan antara legislatif dan eksekutif, serta adanya dwifungsi ABRI juga menjadi faktor yang mendorong reformasi. Faktor lain adalah dominasi partai politik pemerintah, dominasi bisnis oleh kelompok tertentu, lemahnya pemberantasan korupsi, dan terselenggaranya pemilu yang tidak adil dan bersih.

"Yang kesepuluh adalah cara-cara penegakan stabilitas dan keamanan nasional yang represif," kata SBY. SBY juga meminta agar para pemangku kekuasaan tidak tergoda dan menyalahgunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Dalam kuliah umum tersebut, hadir Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komarudin Hidayat, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rahmy Diani, dan Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com