Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mau Dipecat dari Golkar, Poempida Ajukan Pembelaan Diri

Kompas.com - 03/12/2014, 19:37 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar, Poempida Hidayatullah, yang dipecat Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, menyatakan telah menyerahkan surat pembelaan diri terhadap pemecatannya. Surat pembelaan diri dilayangkan kepada Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi pada 20 November 2014, sebelum pelaksanaan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Bali.

"Saya menulis surat ke Mahkamah Partai Golkar dan menginginkan saya aktif kembali di Golkar," ujar Poempida di Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Poempida mengatakan, dalam surat tersebut, ia meminta diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan diri pada Munas IX Partai Golkar terkait pemecatannya. Ia mengaku telah mencabut gugatan hukum yang ditujukan kepada Aburizal ataupun DPP Partai Golkar. 

Poempida menyatakan keprihatinannya terhadap perpecahan di tubuh Golkar. Terkait dua rekannya yang dipecat dari keanggotaan Golkar, Agus Gumiwang dan Nusron Wahid, ia berharap ada rekonsiliasi antara mereka dan Aburizal.

"Saya berharap temen-teman yang dipecat bisa rekonsiliasi dengan Aburizal, bagaimanapun caranya. Namun, jujur, solusinya saya tidak punya," kata Poempida.

Dalam upaya rekonsiliasi tersebut, Poempida menyerahkan hasilnya pada proses hukum atas gugatan yang diajukan kedua rekannya ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

Sebelumnya, Munas IX Partai Golkar memutuskan pemecatan terhadap semua kader yang tergabung dalam Presidium Penyelamatan Partai Golkar, termasuk Agus dan Nusron. Ketua Steering Committee Munas IX, Nurdin Halid, menyatakan, Agus dan Nusron dipecat dari Golkar karena dianggap membangkang. Terlebih lagi, mereka memilih jalur hukum dan tak memprosesnya melalui Mahkamah Partai Golkar.

Sementara itu, kata Nurdin, nasib Poempida akan dibahas oleh Mahkamah Partai Golkar. Poempida tidak dipecat dan berpeluang dimaafkan karena mengadukan perihal pemecatannya ke Mahkamah Partai Golkar.

"Untuk Poempida, perkaranya akan diadili dulu di Mahkamah Partai Golkar setelah munas," ujar Nurdin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Nasional
Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Nasional
Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Nasional
Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Nasional
Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com