Salah satunya Komunitas Whedas Pop Art Potrait (WPAP). Komunitas seni rupa modern Indonesia ini terinspirasi dari karya seniman pop art, Wedha Abdul Rasyid. Para pecinta aliran pop art tersebut berkumpul dan akhirnya memutuskan untuk membentuk komunitas pada tahun 2010.
"Garis yang patah-patah lurus tegas dan warna warni, khas Pak Wedha," ujar anggota Komunitas WPAP, Mulyadi.
Mulyadi mengatakan, komunitas ini selain mengagumi karya-karya Wedha, juga membuat sendiri karya seni aliran pop art tersebut. Seni tersebut dibuat menggunakan aplikasi Adobe Illustrator, Corel Draw, Adobe Photoshop, dan AutoCAD.
Mulyadi mengatakan, belajar membuat seni ini tidak membutuhkan keahlian khusus. "Yang susah pas bikin bidang-bidang garis kolom wajah dan pewarnaan," ucap Mulyadi.
Mulyadi berharap seni pop art ala Wedha ini bisa berkembang di Indonesia dan bisa membawa nama harum bangsa di tingkat Internasional.
Selain komunitas seni rupa, hadir pula komunitas penulis dan penyair, yang tergabung dalam Komunitas Diskusi Elok Sarat Asih Asuh dalam Rangkaian Kata (Desa Rangkat). Komunitas ini beranggotakan Kompasianer yang disatukan karena kecintaan mereka merangkai kata, dan menuangkan imajinasi lewat karya tulis.
Salah seorang anggota komunitas Desa Rangkat, Ibay Benz Eduard mengatakan, komunitas ini menghimpun Kompasianer yang suka menulis, lalu kemudian menciptakan buku yang kemudian dipublikasikan ke masyarakat luas.
Setidaknya ada tiga buku yang sudah diterbikan komunitas ini. Buku pertama berjudul Kisah Asah Asih Asuh, yang kedua berjudul Untaian Aksara Maya Terjalin Nyata, dan buku yang terakhir berjudul Mimpiku Bukan Puing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.