JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama Ida Fauziyah mengapresiasi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla yang memberikan kursi paling banyak untuk perempuan sepanjang sejarah kabinet, setidaknya setelah reformasi. Dari 34 menteri, Jokowi-JK menyerahkan 8 kementerian kepada perempuan.
"Kami pihat pemerintah mengapresiasi dengan menempatkan perempuan di kabinet lebih banyak dari kabinet masa lalu," kata Ida saat membuka Konferensi Besar Fatayat Nahdlatul Ulama ke XV yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Fatayat merupakan wadah kaderisasi perempuan NU yang berdiri sejak 1950. Hadir dalam acara ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansyah. Menurut Ida, konferensi besar Fatayat NU kali ini digelar menjelang berlakunya Asean Free Trade Area dan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 mendatang.
"Sebagai organisasi perempuan yang besar, Fatayat NU tak bisa lepaskan diri karena berdampak signigfikan bagi nasib perempuan. Oleh karena itu Fatayat merasa perlu merespon berbagai perkembangan tersebut," kata Ida.
Menurut dia, AFTA dan MEA perlu dijadikan peluang bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju. Namun di satu sisi, Indonesia juga perlu mewaspadai tantangan yang timbul terkait dengan berlakunya AFTA dan MEA tahun depan.
"Perlu kita tanyakan kepada diri kita perempuan Indonesia apakah sudah siap? Misalnya mencintai produk dalam negeri yang dicontohkan Bapak Wapres," ujar Ida lagi.
Dalam acara konferensi ini, Kalla dijadwalkan akan menyampaikan sambutannya. Sebelum membuka konferensi, siang tadi Kalla menerima puluhan tamu delegasi World Peace Forum bersama ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin di Istana Wakil Presiden Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.