Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kartu Sakti" Jokowi Bukan Kompensasi Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 18/11/2014, 20:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) atau yang dikenal dengan tiga "kartu sakti" ala Presiden Joko Widodo bukan kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM pada Senin (17/11/2014) malam dan menyebutkan bahwa subsidi BBM akan dialihkan untuk program-program pro-rakyat.

"'Kartu sakti' itu belum dikaitkan dengan hal rencana kenaikan harga BBM. Anggaran itu sudah dialokasikan di APBN 2014, namanya anggaran perlindungan sosial," ujar Deputi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Chazali Situmorang di kantornya, Selasa (18/11/2014).

Chazali mengatakan, uang hasil penghematan subsidi BBM tahun ini baru akan digunakan pada Januari 2015 mendatang. Nilai penghematan subsidi BBM tahun 2014 mencapai Rp 100 triliun. 

Namun, Chazali belum bisa memastikan berapa persen anggaran hasil penghematan subsidi yang akan dijadikan sumber anggaran "kartu sakti". Anggaran dari penghematan subsidi BBM juga akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur di pelosok Indonesia.

"Sebagian hasil penghematan subsidi BBM itu untuk 'kartu sakti'. Selebihnya kan Pak Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah bilang untuk bangun infrastruktur. Nah, persentasenya itu saya belum tahu," ujar dia.

Chazali mencontohkan, jika dilihat dari satu kartu saja, KKS misalnya, ada 15,5 juta jiwa penerima KKS. Setiap jiwa akan mendapatkan Rp 200.000 per bulan. Artinya, satu bulan pemerintah mengeluarkan Rp 3,1 triliun. Ia mengatakan, "kartu sakti" akan diprogramkan hingga Juni 2015 mendatang. Untuk semua program ini, pemerintah membutuhkan anggaran sebesar Rp 18,6 triliun.

"Kira-kira perhitungannya segitu ya. Itu pun baru KKS loh, belum KIS dan KIP," kata Chazali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com