Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang: DPR Ingin Jokowi Jelaskan Alasan Perubahan Nomenklatur Kementerian

Kompas.com - 23/10/2014, 17:31 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR, Bambang Soesatyo, meminta Presiden Joko Widodo memberikan penjelasan kepada DPR mengenai alasan pengubahan nomenklatur kementerian dalam kabinet Jokowi-JK. Menurut Bambang, Jokowi perlu memberikan penjelasan agar DPR dapat memberikan pertimbangan yang obyektif dan efektif.

Bambang menjelaskan, dalam surat yang disampaikan Jokowi kepada DPR, tak ada penjelasan mengenai urgensi perubahan nomenklatur kementerian. Surat itu hanya dua lembar, serta berisi pengantar dan daftar kementerian yang berubah.

"Perubahan itu hak Presiden, tetapi kita mau dengar alasannya karena ada konsekuensi pada anggaran. Presiden harus menjelaskan itu," kata Bambang, Kamis (23/10/2014) di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.

Bambang menegaskan, karena belum ada menteri yang dapat mewakili, maka Jokowi harus menjelaskan langsung kepada DPR. Cara menjelaskannya, kata Bambang, dapat dengan hadir secara fisik atau melalui surat resmi.

Bambang mengatakan, DPR pada prinsipnya tak ingin menghambat semangat kerja cepat yang digaungkan Presiden Jokowi. Hanya, proses pemberian pertimbangan DPR terhalang oleh belum dapat bekerjanya komisi di DPR lantaran lima fraksi pendukung Jokowi belum menyerahkan daftar anggota komisi dan alat kelengkapan Dewan di DPR.

"Soal siapa yang menghambat, fraksi-fraksi pendukung pemerintahlah yang justru menghambat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com