Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MS Hidayat: Munas Harus Mempersatukan Golkar, Jangan Malah Memecah

Kompas.com - 15/08/2014, 13:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Golongan Karya Mohamad Suleman Hidayat berharap musyawarah nasional yang akan dilakukan oleh partainya bisa menjadi alat pemersatu. Menurut dia, munas dapat menyejukkan kembali suhu politik dalam Golkar yang sempat memanas belakangan ini.

"Karena munas itu dipakai untuk konsolidasi dan persatuan, jadi munas harus mempersatukan, jangan malah memecah," kata Hidayat di Gedung DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2014).

Munas Golkar digelar untuk memilih pimpinan partai berlambang pohon beringin tersebut. Hidayat sudah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Golkar dan diperkirakan akan bersaing dengan pengurus elite lainnya, salah satunya Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono. Tentang persaingan itu, Hidayat menilai, siapa pun yang terpilih sebagai ketua umum Golkar tidak menjadi masalah selama partai tersebut bersatu kembali.

"Jangan sampai terjadi, meskipun saya terpilih, tapi terjadi perpecahan. Itu saya tidak mau," kata Menteri Perindustrian tersebut.

Hidayat menyerahkan waktu penyelenggaraan munas kepada Dewan Pimpinan Pusat Golkar. Ia tidak keberatan dengan pemilihan waktu penyelenggaraan munas, apakah tahun ini atau tahun depan.

Saat ini, masih terjadi perdebatan dalam internal Golkar terkait waktu pelaksanaan munas. DPP Golkar yang dipimpin Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie menilai munas harus digelar pada 2015 sesuai rekomendasi Munas 2009. Namun, sejumlah elite Golkar, termasuk Agung, mendesak munas digelar pada September 2014 sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com