Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Siap Panggil Paksa Kivlan Zen Minggu Depan

Kompas.com - 17/07/2014, 16:17 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berencana melakukan pemanggilan paksa terhadap mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen terkait tindak lanjut pencarian aktivis 98 yang hilang saat kerusuhan Mei 1998. Wakil Ketua Komnas HAM Nur Kholis mengatakan, pemanggilan paksa ini harus dilakukan karena Kivlan sudah tiga kali tidak mengindahkan pemanggilan resmi dari Komnas HAM.

"Berdasarkan konsultasi yang kami lakukan dengan Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat, memang sesuai prosedur sudah saatnya kami melakukan pemanggilan paksa karena Saudara Kivlan sudah tiga kali tidak mengindahkan pemanggilan resmi," kata Nur Kholis di Kantor Komnas HAM di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).

Nur Kholis menambahkan, berdasarkan pemanggilan ketiga yang dilakukan Komnas HAM, Kivlan seharusnya memenuhi pemanggilan tersebut pada hari ini. Tak kunjung datang, akhirnya Komnas HAM langsung memutuskan agar dilakukan pemanggilan paksa. Rencananya, pemanggilan paksa ini akan dilakukan  pada minggu depan.

"Kami lengkapi dulu berkasnya. Minggu depan kami akan lakukan pemanggilan paksa," ucap Nurcholis.

Berdasarkan pengaduan yang dilakukan keluarga korban penculikan aktivis 98, Komnas HAM sudah melakukan pemanggilan pertama kepada Kivlan pada Senin (9/5/2014). Pemanggilan pertama tak diindahkan, Komnas HAM kembali melayangkan pemanggilan kedua pada Rabu (24/5/2014).

Seperti diketahui, pada suatu forum publik, Kivlan Zen mengeluarkan pernyataan yang dinilai merupakan petunjuk yang bisa memberikan titik terang atas kasus hilangnya 13 orang pada 1998. Dalam sebuah acara televisi, Senin (28/4/2014), Kivlan mengaku tahu keberadaan dan nasib 13 orang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com