Yusril mengatakan, di antara semua partai pendukung Prabowo-Hatta, Partai Golkar adalah partai yang dianggapnya mampu menjadi pemicu bubarnya Koalisi Merah Putih. Ia menduga Golkar akan keluar dari barisan koalisi jika Prabowo-Hatta dinyatakan kalah dalam Pemilu Presiden 2014.
"Makin banyak partai yang terima tawaran kursi menteri, makin cepat koalisi ini bubar. Wabilkhusus Partai Golkar yang tabiatnya selalu ingin melekat dengan kekuasaan. Mana tahan Golkar jadi partai oposisi," kata Yusril dalam akun Twitter-nya, Senin (14/7/2014).
Kepada Kompas.com, Yusril kembali menegaskan bahwa Golkar merupakan anggota koalisi yang paling rentan keluar sebagai anggota koalisi. Hal itu karena Golkar tak memiliki riwayat menjadi partai oposisi.
Menurut Yusril, sepanjang sejarahnya, Golkar selalu mencari "cantolan" pada penguasa. Ia mengambil contoh saat Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden periode 2004-2009. Pada tahun yang sama, Kalla dipilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Yusril melihat ada kemiripan Golkar pada periode 2004 dengan periode 2014-2019. Saat ini Kalla kembali maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. "Wataknya Golkar tidak punya riwayat oposisi. Beringin hanya bisa tumbuh subur di tempat basah, kalau di tempat kering bisa mati," ujarnya.
Golkar masuk dalam koalisi merah putih pendukung Prabowo-Hatta. Semua partai pendukung mendeklarasikan koalisi permanen di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, sore tadi. Koalisi ini rencananya akan berlanjut sampai koalisi di parlemen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.