JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Research Centre merilis survei yang menunjukkan bahwa debat calon presiden dan calon wakil presiden yang ditayangkan di televisi ternyata membantu pemilih muda untuk menentukan pilihan dalam pemilu presiden pada 9 Juli mendatang. Dengan adanya debat tersebut, pemilih muda dapat memantapkan presiden yang akan dipilih.
"Debat capres lebih banyak berperan pada pemilih muda usia 17-41 tahun, dan pemilih yang belum merasa mantap dengan pilihannya," ujar peneliti dari Indonesia Research Centre, Yunita Mandolang, saat memaparkan hasil surveinya, di Eatology Cafe, Jalan Agus Salim Nomor 22, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2014).
Yunita mengatakan, mayoritas responden, sebanyak 76 persen, menyatakan bahwa acara debat capres-cawapres membantu mereka untuk menentukan pilihan. Sekitar 32 persen di antaranya mengaku sangat terbantu. Pada survei ini juga disebutkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa lebih tinggi dibanding pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Prabowo-Hatta memperoleh 47,5 persen suara, sedangkan Jokowi-JK 43 persen. Adapun 9,5 persen sisanya tidak menjawab. Dalam survei ini, tidak disebutkan alasan mengapa pemilih muda merasa terbantu dengan adanya debat capres.
Di survei ini juga tidak dijelaskan mengapa Prabowo-Hatta unggul dari pasangan Jokowi-JK. "Kami tidak menyurvei alasan itu," ujar Yunita.
Populasi dalam survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah berumur 17 tahun, atau lebih, atau sudah menikah saat survei ini dilakukan pada 14-20 Juni 2014 di semua provinsi di Indonesia. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik acak bertingkat (multistage random sampling). Jumlah sampel yang valid sebanyak 1.200 orang. Diperkirakan, ambang kesalahan dari survei ini mencapai /- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.