Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tak Butuh Presiden Ganteng, Berpidato Panjang, yang Penting Berbuat"

Kompas.com - 04/06/2014, 18:26 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Pemimpin negara ke depan diharapkan pekerja keras yang jujur dan tulus. Pemimpin baru tak perlu banyak berkata-kata dengan orasi banyak hal, sebaliknya harus berkata-kata dengan perbuatan dan tindakan nyata.

Fungsionaris Partai Golkar Ais Anantama Said ketika dihubungi wartawan, Rabu (4/6/2014), mengatakan, keunggulan calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) dibandingkan capres Prabowo Subianto terletak pada hal tersebut.

"Masyarakat butuh pemimpin seperti Jokowi. Orasi tak perlu panjang lebar, yang penting berbuat," kata anak mantan Menteri Kehakiman Ali Said itu, seperti dikutip Tribunnews.com.

Menurut dia, Jokowi adalah jawaban atas kemandekan kepemimpinan nasional saat ini yang terlalu banyak berbicara, tetapi sedikit dalam perbuatan. Masyarakat menunggu pemimpin bersahaja, sederhana, tetapi menunjukkan kinerja bagus yang nyata.

"Tak butuhlah pidato, wajah presiden yang ganteng, atau apa yang lain. Kita butuh pemimpin yang beri contoh, bagaimana harus bekerja," kata Ais.

Hal itu disampaikan Ais untuk merespons polemik yang membandingkan antara pidato Prabowo dan pidato Jokowi saat deklarasi damai yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Selama menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi lebih banyak bekerja di lapangan atau blusukan untuk melihat permasalahan dan kinerja jajarannya. Adapun Prabowo belum memiliki pengalaman di pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

Nasional
Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Nasional
Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Nasional
PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

Nasional
PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

Nasional
Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Nasional
Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Nasional
Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Nasional
Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Nasional
Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Nasional
Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Nasional
Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan 'Single Persecution' dalam Kasus Korupsi

Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan "Single Persecution" dalam Kasus Korupsi

Nasional
Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com