Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Rekam Jejak di Solo dan Jakarta, Bukti Jokowi Bukan Capres Boneka

Kompas.com - 08/05/2014, 15:18 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Sosiolog Universitas Indonesia, Thamrin Tomagola, menilai tidak benar bahwa bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, merupakan capres boneka. Menurut dia, rekam jejak Jokowi saat menjabat sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta telah membuktikan bahwa Jokowi bukan seseorang yang bisa dikendalikan oleh partainya.

Thamrin mengatakan, selama di Solo, Jokowi berhasil membenahi Solo dengan caranya sendiri. Hal tersebut, kata dia, berbeda dari kepala daerah pada umumnya yang cenderung menurut kepada partai atau kepala daerah yang jabatannya lebih tinggi.

"Seorang politisi hanya bisa kita hakimi berdasarkan rekam jejak. Kita lihat rekam jejak dia saat di Solo, dia tidak dikendalikan atau didikte oleh pimpinan PDI-P Solo. Dia juga tidak bisa dikendalikan Gubernur Jawa Tengah," kata Thamrin dalam sebuah diskusi bertema "Capres Boneka" di Media Centre JKW4P, Jakarta, Kamis (8/5/2014) siang.

Hal yang sama terjadi ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Thamrin mengatakan, hal tersebut bisa dilihat dari cara Jokowi yang kerap melakukan lelang jabatan untuk seseorang bisa menduduki posisi-posisi strategis di pemerintahan DKI Jakarta.

"Tidak ada satu kader PDI-P pun yang dapat jabatan di DKI selama Jokowi menjabat. Lelang jabatan itu bagus sekali dengan memilih orang-orang yang berkompeten," ujarnya.

Dia berharap masyarakat bisa melihat bagaimana rekam jejak Jokowi itu dengan cerdas. Dengan begitu, isu capres boneka yang diserukan oleh lawan politik Jokowi tidak akan banyak berpengaruh.

"Kalau boneka tidak punya pikiran dan perasaan, tidak punya gerak hati, dan perasaan dia dikendalikan. Tapi kita lihat rekam jejak Jokowi, apakah dia dikendalikan atau tidak," ujarnya.

Sebutan capres boneka kepada Jokowi muncul karena ia dianggap terlalu menurut pada keputusan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi tampak menghadiri acara bersama Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com