Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Diragukan Bisa Umumkan Hasil Pemilu Sesuai Jadwal

Kompas.com - 06/05/2014, 18:01 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini pesimistis Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil rekapitulasi suara Pemilihan Legislatif 2014 sesuai jadwal yang telah ditetapkan, 9 Mei 2014. Alasannya, karena hingga saat ini masih ditolaknya hasil rekapitulasi suara sejumlah kabupaten dan kota.

"Saya kira akan sulit bagi KPU untuk mengejar 9 Mei. Bisa saja dipaksakan hasil apa adanya, tapi hasil yang tidak sesuai dipaksakan, ditetapkan jadi sah," ujar Titi di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).

Menurut Titi, jika pengesahan dan pengumuman tetap dilakukan KPU dengan hasil seadanya, ia memprediksi sejarah pada Pemilu 2009 akan terulang. Saat itu, KPU tidak dapat menetapkan hasil pemilu dan menyerahkannya kepada pemerintah.

"Akhirnya kita mengulang sejarah 2009 lalu. Sampai bertemu di Mahkamah Konstitusi," ujarnya.

Mundurnya waktu penetapan suara legislatif, kata Titi, akan menurunkan kepercayaan publik pada lembaga penyelenggara pemilu. Menurutnya, hal ini menjadi tantangan bagi KPU untuk menjaga integritasnya.

"Tapi satu sisi juga kemudian publik mempertanyakan profesionalitas KPU, terutama pada jajaran yang di bawah," ujarnya.

Menurutnya, masalah ketidaksesuaian data seharusnya tuntas di tingkat provinsi dan tidak sampai menumpuk di tingkat nasional. Ia mengimbau KPU serius mengevaluasi penyelenggara pemilu di daerah agar diketahui sumber masalahnya.

Ia juga mengungkapkan, dampak lain akibat molornya penetapan hasil pemilu legislatif adalah waktu pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden yang semula dijadwalkan pada 18 Mei 2014.

"Pendaftaran capres dan cawapres apa bisa tetap tanggal 18 Mei? Tergantung pada KPU apa bisa menetapkan 9 Mei ini atau tidak," kata Titi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com