Menurut mereka, cara-cara para calon yang hanya mendatangi partai-partai politik merupakan bukti bahwa koalisi yang dibetuk hanya berbasis pada kepentingan untuk mencapai kekuasaan, bukan kepentingan untuk penyelesaian masalah.
"Jadi pertemuan-pertemuan yang dilakukan hanya berbasis pada pemenuhan kursi untuk maju dalam pilpres. Tidak ada yang mendiskusikan visi dan misi yang berbasis pada penyelesaian masalah," kata koordinator KontraS Haris Azhar saat acara diskusi "Apa Syarat Menjadi Presiden Indonesia Hari Ini?, di Kantor KontraS, Jakarta, Sabtu (3/5/2014).
"Jadi menutut kami ini murni tontonan yang menggelikan. Kok konsultasi hanya pada 30-40 orang partai politik saja. Seharusnya mereka berkonsultasi pada sebanyak-banyaknya kelompok masyarakat," katanya lagi.
Dengan cara seperti itu, kata Haris, pemilihan presiden 2014 mendatang tidak akan melahirkan pemimpin berintegritas yang dapat menyelesaikan segala permasalahan masyarakat. Namun yang terjadi adalah pemimpin yang hanya akan mengakomodir kepentingan kelompok saja.
"Kalau dengan cara seperti ini, kami khawatir siapapun yang akan terpilih, maka ia akan menghadapi masyarakat yang makin menderita, dan akan semakin parah dalam 2-3 tahun mendatang. Dan mereka bisa melawan dengan caranya masing-masing," kata Haris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.