Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P dan Nasdem Bersinergi Gerakkan Relawan untuk Menangi Pilpres

Kompas.com - 29/04/2014, 16:00 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Nasdem mulai bersinergi untuk memenangkan Joko Widodo dan pasangannya di pemilihan presiden dan wakil presiden pada 9 Juli 2014. Hari ini, kedua belah pihak mengadakan pertemuan tertutup di DPP Partai Nasdem, Menteng, Jakarta Pusat.

"Tadi sudah ada pertemuan antara Nasdem dan PDI-P. Di petemuan itu dibahas tentang bagaimana kita menyinergikan diri serta bagaimana strategi pemenangan pilpres mendatang," kata anggota tim pemenangan JKW4P, Andi Wijayanto, di Media Centre JKW4P, Menteng, Selasa (29/4/2014) siang.

Dari PDI-P, selain Andi, hadir Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo dan Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristanto. Adapun Nasdem diwakili oleh Ketua Umum Surya Paloh dan Sekjen Nasdem Patrice Rio Capella.

"Ada sebuah keinginan untuk segera merapatkan barisan struktur dan relawan partai baik di pusat dan daerah. Dengan merapatkan barisan, diharapkan nantinya relawan yang akan mendukung pemenangan Jokowi di pilpres mendatang makin besar," kata Andi.

Hasto mengatakan, koalisi PDI-P dan Nasdem sudah memasuki tahap kedua, yakni kerja sama di lapangan untuk memenangkan Jokowi di pilpres. "Kesiapan partai pengusung Jokowi, PDI-P dan Nasdem sudah benar-benar siap. Jadi sudah disiapkan seluruh relawan Nasdem otomatis akan menjadi relawan Jokowi," ujarnya.

Di antara 12 partai nasional peserta Pemilu Legislatif 2014, baru Nasdem dan PDI-P yang telah bersepakat membangun koalisi. Kedua belah pihak sepakat untuk berkoalisi tanpa ada kontrak politik untuk berbagi kursi atau kekuasaan jika menang pada Pemilu Presiden 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com