Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Tidak Ada Bagi-bagi Kursi

Kompas.com - 27/04/2014, 14:57 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku tidak mau berkoalisi dengan sistem bagi-bagi kursi dalam menghadapi pemilihan presiden dan wakil presiden 9 April mendatang. Juru bicara PKS Mardani Ali mengatakan, dalam berkoalisi, partainya mengusung kesamaan visi dan misi sehingga tercipta koalisi yang kuat dan efektif.

"Kita bukan bahas siapa capresnya atau cawapresnya, tapi dalam koalisi kita menginginkan sebuah kerjasama yang kuat. Yang menjunjung efektivitas," kata Mardani di sela-sela rapat Majelis Syuro di DPP PKS, Jakarta, Minggu (27/4/2014) siang.

Dalam rapat yang diikuti sekitar 80 anggota Majelis Syuro PKS itu, dibahas bagaimana langkah koalisi PKS dengan partai politik peserta pemilu lainnya. Menurut Mardani, rapat itu akan membahas bagaimana platform yang akan dibangun PKS dengan teman koalisinya nanti.

"Tidak ada transaksional, tidak ada bagi-bagi kursi menteri. Semunya harus diseuaikan kedalam platform itu," ujar dia.

Hal serupa disampaikan Sekjen PKS Taufik Ridho. Menurutnya, koalisi bagi-bagi kursi tak akan bisa membangun suatu pemerintahan yang kuat dan efektif. Dia berkaca pada pengalaman partainya saat berkoalisi dengan Partai Demokrat dalam Sekretariat Gabungan.

Saat itu, hubungan PKS dengan Partai Demokrat sempat merenggang akibat sikap PKS yang menolak kebijakan kenaikan harga BBM. Padahal, partai-partai lain pendukung pemerintah mendukung kebijakan itu.

"PKS tidak mau seperti itu lagi. Dulu mungkin karena sudah ada transaksi jadi mereka bebas menentukan. Mereka rapat sendirian dulu, lalu setelah ada keputusan baru minta kita mendukung. Kedepannya, siapapun yang membentuk koalisi, dalam membuat kebijakan harus dilakukan bersama," ujarnya.

Meski mengeluhkan koalisi dengan Demokrat itu, namun Taufik mengaku tidak kapok. Partainya juga membuka peluang koalisi seluas-luasnya kepada partai manapun, termasuk Demokrat. "Tidak kapok, tapi harus dijadikan pelajaran bersama," katanya.

Sebelumnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Nasdem yang sudah memutuskan untuk berkoalisi juga menyatakan tidak membuat kesepakatan untuk bagi-bagi kursi, baik kursi cawapres atau pun Menteri.

Partai Gerindra dan Partai Persatuan Pembangunan, yang sebelumnya sempat mendeklarasikan diri untuk berkoalisi, juga mengungkapkan hal serupa. Sayangnya, koalisi Gerindra-PPP batal dilakukan karena kisruh internal yang sempat melanda partai berlambang Kabah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com