Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sejarah Tidak Bisa Kita Tutup, Kekuatan Politik Islam Sulit Bersatu"

Kompas.com - 04/02/2014, 15:38 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hasrul Azwar menyatakan, sangat sulit mempersatukan partai-partai berbasis massa Islam dalam suatu wadah koalisi politik. Pasalnya, ia menilai semua partai Islam terlalu keras memperjuangkan egonya masing-masing.

Hasrul menjelaskan, selama ini koalisi partai Islam selalu berakhir pada tingkat wacana. Realisasinya tak pernah ada karena sulit menyatukan visi, misi, dan kemauan partai masing-masing.

"Sejarah yang mengatakan itu, dan sejarah itu tidak bisa kita tutup, kekuatan politik Islam sulit bersatu," kata Hasrul di Kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014).

Ketua Fraksi PPP di DPR itu mengatakan, sulitnya menyatukan partai Islam dalam wadah koalisi politik tidak hanya terjadi di Indonesia. Menurutnya, kondisi serupa juga terjadi di negara lain di dunia.

"Jangankan di Indonesia, di internasional (partai Islam) juga sulit bersatu. Selama masih mengedepankan interest-nya masing-masing tak akan bisa bersatu,"  katanya.

Sebagai informasi, sejumlah tokoh dari partai politik berbasis Islam kerap berkumpul dalam sebuah forum diskusi. Forum itu yang kemudian dinamakan sebagai cikal bakal dibentuknya koalisi Poros Tengah Jilid II.

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Tjatur Sapto Edy mengatakan, keberadaan Poros Tengah Jilid II itu digerakkan oleh sejumlah petinggi dan tokoh partai Islam seperti Mahfud MD dan Amien Rais. Forum itu kerap bertemu secara intensif untuk membahas sejumlah masalah bangsa, kenegaraan, sampai membahas sosok pemimpin di 2014.

Adanya rencana membentuk koalisi Poros Tengah Jilid II ini juga sempat diungkapkan oleh Mahfud MD. Mahfud mengungkapkan, pemikiran utama forum itu adalah bagaimana partai dan ormas Islam bersatu dalam merespons persoalan kepemimpinan 2014. Namun, sampai saat ini, rencana membentuk koalisi partai Islam itu tak lagi terdengar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com