Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar: Tinggal Jokowi "Perintang" Ical

Kompas.com - 24/01/2014, 05:13 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar tetap optimistis mengusung Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie sebagai calon presiden. Meskipun elektabilitas Ical masih saja kalah dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, tetapi selisihnya disebut semakin sempit.

"Sekarang semua sudah berhasil dilewati Ical. Tinggal satu gunung lagi untuk ditaklukkan, yaitu Jokowi," ujar Ketua DPP Partai Golkar bidang Kajian Kebijakan, Rizal Mallarangeng, di kantor DPP Partai Golkar, Kamis (23/1/2014).

Rizal menjelaskan, sebelumnya elektabilitas Ical memang kurang meyakinkan lantaran masih kalah dari Megawati, Jusuf Kalla, hingga Prabowo Subianto. Namun, kini elektabilitas Ical naik secara perlahan dan mampu mengalahkan ketiga tokoh itu. "Mendekati hari H, kami yakin akan terus meningkat, Tuhan yang menentukan," ujar Rizal.

Sebelumnya, Partai Golkar melakukan survei bekerja sama dengan empat lembaga. Survei terakhir dilakukan pada Januari 2014 mencakup 77 daerah pemilihan dan melibatkan 30.000 responden.

Di dalam survei itu, posisi Ical dalam survei suara per daerah pemilihan berada di peringkat kedua dengan 14,4 persen dukungan responden. Pada posisi pertama adalah Jokowi dengan 26 persen dukungan. Berikutnya, Prabowo Subianto dengan dukungan 10 persen, Megawati Soekarnoputri 6,9 persen, dan Wiranto 6,6 persen.

Namun, jika Jokowi tidak dimasukkan, maka posisi Ical berada di peringkat teratas dengan dukungan 20,8 persen. Berikutnya adalah Prabowo 17,6 persen, Megawati 16,2 persen, dan Wiranto 11 persen.

Menanggapi survei itu, Ical pun tak patah arang. Dia masih tetap yakin mampu bersaing saat pelaksanaan pemilihan Presiden. Menurutnya, masih ada cukup waktu untuk meningkatkan elektabilitas dan menyalip Jokowi. "Itu survei kapan? Sekarang kan? Jadi kalau yang akan datang, Insya Allah kami akan lebih tinggi," ujar Ical.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com