Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY Dialog dengan Para Gubernur

Kompas.com - 10/12/2013, 10:28 WIB
Sandro Gatra

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan dengan para gubernur di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/12/2013) pagi. Pertemuan itu membahas berbagai hal mengenai pemerintahan.

Dalam pertemuan tertutup itu, Presiden meminta Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi untuk memberi arahan. Setelah itu, para gubernur dipersilahkan untuk menyampaikan apa saja berkaitan dengan pemerintahan.

"Saudara ingin beri saran atau pandangan kepada saya untuk kebaikan jalannya pemerintahan, kebaikan jalannya pembangunan, saya persilahkan. Sebab, maju mundurnya negeri ini, baik buruknya jalannya pembangunan sangat ditentukan oleh seluruh pejabat pemerintahan baik pusat maupun daerah," kata Presiden saat membuka pertemuan.

Presiden menambahkan, jika para kepala daerah dan pejabat pemerintahan di bawahnya tidak bisa bekerja dengan baik lantaran beberapa masalah, dampaknya sasaran nasional tidak akan tercapai.

"Oleh karena itu, tugas kita pastikan para gubernur, bupati dan walikota bisa jalankan tugasnya dengan baik," kata SBY.

Sebelumnya, dalam peringatan Hari Antikorupsi se-Dunia, Presiden menyebut banyak pejabat pemerintahan yang ragu dalam mengimplementasikan program lantaran takut disangka korupsi. SBY mengaku menerima banyak keluhan dari kepala daerah terkait pemeriksaan oleh aparat penegak hukum.

Hal itu, kata Presiden, membuat kepala daerah tidak bisa bekerja dengan baik, bahkan ada yang tidak mau bekerja. Kegamangan mereka dalam mengelola anggaran membuat pencairan anggaran untuk pembangunan sering terhambat. Akhirnya, kata Presiden, penyerapan APBN dan APBD tidak sesuai target.

"Ini yang saya terima masukan dari daerah. Oleh karena itu, saya menginstruksikan ke semua, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi itu harga mati. Tapi pilihlah cara-cara yang tepat agar pemerintahaan masih bisa bekerja," kata Presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/12/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com