Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada Bikin Biografi, Lebih Baik SBY Fokus Urus Rakyat

Kompas.com - 11/11/2013, 13:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebaiknya lebih fokus mengurusi urusan rakyat dibandingkan mengeluarkan buku biografi. Buku biografi itu, lanjut Eva, dinilai lebih berisi kepentingan pribadi SBY.

"Memang itu haknya beliau tetapi sepatutnya mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi apalagi curhat," ujar Eva saat dihubungi Senin (11/11/2013).

Eva mencontohkan pemimpin negara seperti Bill Clinton, Tony Blair, sampai Nelson Mandela juga menulis biografi. Namun, mereka menulis setelah setelah turun dari kekuasaan.

KOMPAS/Raditya Helabumi Eva Sundari, Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P

"Maka di tahun terakhir ini, SBY sebaiknya fokus untuk menggenjot prestasi," kata Eva.

Rencananya, Presiden SBY akan segera meluncurkan buku biografi. Penyusunan buku itu sebentar lagi akan rampung dan diluncurkan pada Desember 2013. Hal itu dikatakan Presiden melalui akun Twitter-nya @SBYudhoyono.

Di awal tweet-nya, Presiden SBY mengatakan, berbagi cerita selalu menyenangkan, apalagi di balik kegiatan dirinya sebagai Presiden selama sembilan tahun memimpin Indonesia yang banyak dugaan dan kejutan.

"Seperti sebuah batik, buku #SAP berisi banyak titik yang dikumpulkan waktu senggang, saat subuh dan di tengah perjalanan udara," kata SBY.

SBY menyebut bukunya nanti juga dipersembahkan untuk presiden selanjutnya agar lebih siap menghadapi tantangan, ujian, dan cobaan seperti yang dialaminya. Dalam buku itu, SBY mengaku juga berbagi cerita pengalaman dirinya mengikuti pemilu, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden pada 2004 dan 2009.

"Anggaplah buku ini hak jawab saya terhadap gunjingan, kritik, cemooh, bahkan fitnah yang saya alami selama memimpin (Indonesia) lebih dari sembilan tahun," kata SBY di akhir tweet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com