Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serang Media, SBY Dinilai Panik

Kompas.com - 28/10/2013, 22:09 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dinilai salah mengambil sikap dengan mengajak jajaran Demokrat melawan media. Sikap SBY itu dinilai malah memperburuk citra SBY di mata masyarakat.

"Orang yang sudah besar karena media sekarang memusuhi media. Saya menilai SBY mulai panik sehingga benar-benar bisa langsung berhadapan dengan media. (SBY merasa) kok apa yang saya omongkan selalu salah," kata peneliti senior CSIS, J Kristiadi, di Jakarta, Senin (28/10/2013).

Sebelumnya, saat memberikan pembekalan kepada sekitar 10.000 pengurus Demokrat dari seluruh Indonesia, SBY menyindir media massa yang tidak memberi ruang bagi Demokrat dalam pemberitaan. Bahkan, SBY menyebut ada sebagian media yang terus menyerang Demokrat. SBY meminta jajaran Demokrat menghadapi serangan itu.

Kristiadi mengaku terkejut dengan pidato SBY itu. Pasalnya, beberapa hari sebelumnya, SBY telah menyebut dirinya korban pers saat bersilaturahim dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia di Kalimantan Selatan. Namun, hal sama kemudian disampaikan kembali.

"Eksistensi SBY dan Demokrat sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan. SBY sudah kehilangan kejernihan dalam berpikir. Bagi saya itu sangat buruk sekali bagi Demokrat yang sekarang mencoba (memenangkan) hati rakyat lewat media. Media yang dulu betul-betul bermanfaat bagi dia sekarang menjadi lawan terbuka," kata Kristiadi.

Kritiadi mengatakan, semestinya SBY mengambil langkah mendekati media yang selama ini menyerangnya dan Demokrat. SBY bisa menjelaskan isu-isu yang tidak benar. Dalam iklim demokrasi, kata dia, media tentu harus menjadi teman.

Jurus korban

Kristiadi melihat ada upaya SBY kembali memakai jurus lama untuk menarik simpatik publik menjelang pemilu, yakni merasa menjadi korban. Hal itu dianggap sukses dalam pemilu sebelumnya.

"Dia merasa sukses dan berhasil bahwa dia jadi korban. Itu selalu begitu diulang-ulang. Itu tidak mempan lagi di masyarakat. Yang mempan itu berbuat sesuatu untuk masyarakat seperti Jokowi. Dia antitesis semua pihak yang jual citra. Jadi, harus berbuat, bukan karena citra," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bareskrim Kirim Tim ke Thailand Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Bareskrim Kirim Tim ke Thailand Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, PDI-P: Ujung-ujungnya Tetap Nepotisme

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, PDI-P: Ujung-ujungnya Tetap Nepotisme

Nasional
Dualisme Pengamanan Laut, Bakamla Disiapkan Jadi Embrio Coast Guard RI

Dualisme Pengamanan Laut, Bakamla Disiapkan Jadi Embrio Coast Guard RI

Nasional
Istri SYL Dapat Uang Operasional Bulanan Rp 30 Juta dari Kementan

Istri SYL Dapat Uang Operasional Bulanan Rp 30 Juta dari Kementan

Nasional
Soal Revisi UU TNI-Polri, Mensesneg: Presiden Belum Baca

Soal Revisi UU TNI-Polri, Mensesneg: Presiden Belum Baca

Nasional
SYL Begal Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Selama 4 Tahun, Total Rp 6,8 Miliar

SYL Begal Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Selama 4 Tahun, Total Rp 6,8 Miliar

Nasional
SYL Boyong Istri sampai Cucu saat Dinas Luar Negeri sambil Umrah

SYL Boyong Istri sampai Cucu saat Dinas Luar Negeri sambil Umrah

Nasional
Polri Diminta Jelaskan Motif Anggotanya Buntuti Jampidsus Kejagung

Polri Diminta Jelaskan Motif Anggotanya Buntuti Jampidsus Kejagung

Nasional
Kepala Otorita dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Gaji Per Bulan Capai Rp 172 Juta

Kepala Otorita dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Gaji Per Bulan Capai Rp 172 Juta

Nasional
Kritik RUU Polri soal Polisi Bisa Awasi Penyidik KPK, Alex: Jangan Dibolak-balik

Kritik RUU Polri soal Polisi Bisa Awasi Penyidik KPK, Alex: Jangan Dibolak-balik

Nasional
Dipanggil Ke Polda Metro Jaya karena Bicara di Media, Hasto PDI-P: Besok Saya Hadir

Dipanggil Ke Polda Metro Jaya karena Bicara di Media, Hasto PDI-P: Besok Saya Hadir

Nasional
KPK Periksa Mahasiswa Soal Dugaan Pihak yang Amankan Harun Masiku

KPK Periksa Mahasiswa Soal Dugaan Pihak yang Amankan Harun Masiku

Nasional
Dampingi SYL di Penyidikan, Febri Diansyah Akui Terima Rp 3,1 Miliar

Dampingi SYL di Penyidikan, Febri Diansyah Akui Terima Rp 3,1 Miliar

Nasional
Basuki Yakin Investor Tak Kabur Usai Kepala Otorita IKN Mundur

Basuki Yakin Investor Tak Kabur Usai Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: 47,7 Persen Pendukung Prabowo-Gibran Anggap Penambahan Kementerian untuk Bagi-bagi Kekuasaan

Survei Litbang “Kompas”: 47,7 Persen Pendukung Prabowo-Gibran Anggap Penambahan Kementerian untuk Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com