Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono Tak Tahu Adiknya Punya Bisnis Terkait Impor Daging Sapi

Kompas.com - 04/10/2013, 12:42 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Presiden Boediono mengaku sudah meminta kepada adiknya, Tuti Iswari, untuk segera menjelaskan dengan jujur kepada publik terkait fakta persidangan kasus dugaan suap kuota impor daging sapi. Permintaan Boediono itu setelah Tuti disebut-sebut oleh Menteri Pertanian Suswono ketika bersaksi.(Baca: Suswono Temui Bunda Putri untuk Klarifikasi soal Adik Boediono)

"Setelah mendengar kabar ini, saya sudah meminta kepada adik saya untuk menyampaikan penjelasan yang sejujurnya mengenai apa yang terjadi kepada publik," kata Boediono saat jumpa pers, di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (4/10/2013).

Sepengetahuan Boediono, Tuti adalah pensiunan pegawai Bank Indonesia yang selama ini hanya aktif dalam kegiatan sosial. Karena itu, Boediono mengaku sangat terkejut ketika nama Tuti disebut-sebut dalam persoalan suap kuota daging impor.

Tak pernah terpikirkan oleh Boediono bahwa adiknya memiliki kegiatan bisnis. "Saya kira penjelasan perlu untuk masalah ini. Saya benar-benar terkejut dia punya bisnis yang terkait hal seperti itu," katanya.

KOMPAS.COM/Sandro Gatra Menteri Pertanian Suswono

Boediono menambahkan, sejak pertama kali menjadi pejabat publik, ia selalu menekankan kepada seluruh keluarga agar tidak menggunakan atau memanfaatkan jabatannya, langsung maupun tidak langsung, ketika menjalankan kegiatan apa pun.

"Ini adalah prinsip yang teguh saya pegang sejak awal saya diberi kepercayaan menjadi pejabat publik di tingkat apa pun. Prinsip ini saya terapkan dengan teguh, tegas, sekarang maupun dalam waktu yang akan datang," kata Boediono.

Ketika ditanya apakah Tuti siap jika Komisi Pemberantasan Korupsi meminta keterangan, Boediono memastikan adiknya bakal hadir jika dipanggil KPK.

"Ini negara hukum. Siapa pun harus ikut mendukung agar kebenaran dan keadilan tercapai, pasti," katanya.

Kesaksian Suswono

Seperti diberitakan, ketika bersaksi di sidang terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq, Suswono mengaku bahwa maksud kedatangannya ke rumah Bunda Putri di Pondok Indah, Jakarta Selatan, untuk mengklarifikasi seseorang bernama Tuti yang mengaku adik Boediono. (Baca: Mentan Suswono Akui Pernah ke Rumah Bunda Putri di Pondok Indah)

Suswono mengaku pernah melihat Tuti bersama Bunda Putri di Kalimantan. Menurut Suswono, ketika itu Tuti memperkenalkan dirinya sebagai importir. Setelah diklarifikasi kepada Bunda Putri, ternyata benar Tuti yang dimaksud adalah adik Boediono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com