Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Orang Batak Meneguhkan Jati Diri

Kompas.com - 14/09/2013, 09:33 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Banyak orang Batak dituding mengidap sindrom inferioritas. Artinya, mereka tak bangga dengan budayanya sendiri, tetapi justru lebih senang menyerap budaya asing. Padahal, budaya dan tradisi Batak menyimpan kearifan lokal dan pengetahuan yang tak kalah luhurnya dengan budaya Barat. Sebab itu, sindrom tersebut harus dikikis agar tak hanyut oleh terpaan budaya instan global.

Sebanyak 500 siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas berbaris rapi. Masing-masing membawa lima cawan. Begitu suara gondang atau gendang bertalu, anak-anak itu langsung menggerakkan tangannya secara gemulai. Mereka pun menari Tortor Cawan.

Mereka tengah berlatih untuk tampil dalam Festival Danau Toba di panggung terbuka Tuk Tuk, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, yang berlangsung sejak Minggu (8/9/2013) hingga Sabtu (14/9/2013). Hampir dua jam berlatih, peluh akhirnya membasahi wajah anak-anak yang terus menari di bawah terik. ”Satu, dua, tiga, tangan diangkat. Bagus!” ujar pemandu tari.

Seusai latihan, mereka berhamburan ke warung untuk membeli makanan dan minuman. Sambil menyantap, anak-anak pun berbagi cerita.

”Saya bisa manortor (menari tortor) karena latihan di sekolah, selain sering lihat di acara pernikahan,” kata Chintya Sidabutar (13), salah seorang penari. Namun, Chintya mengaku tak memahami makna ataupun cerita dari tarian yang diikutinya itu. ”Itu guru kami yang tahu,” katanya.

Sebagian besar generasi muda Batak sesungguhnya memang tak memahami makna Tortor Cawan. Mereka hanya tahu, tari Tortor Cawan ataupun Tortor Somba atau lainnya merupakan tari yang kerap dilakukan saat upacara pernikahan.

Selain tarian, dalam Festival Danau Toba juga akan ditampilkan gondang, lomba solu bolon (perahu tradisional Batak), dan festival ulos. Gondang merupakan tradisi batak yang paling populer di samping tortor dan ulos.

Gondang pun memiliki makna sangat sakral bagi orang Batak. Gondang menjadi sarana menerjemahkan doa-doa umat manusia kepada Tuhan (Debata). Dalam konteks kekinian, tradisi ini masih begitu kuat dalam setiap ritual umat Parmalim, pemeluk Ugamo Malim. Ugamo Malim merupakan agama lama orang-orang Batak sebelum kedatangan agama seperti Kristen dan Islam.

Dalam acara Sipaha Sada, Sipaha Lima, atau Mardebata, gondang selalu muncul. Gondang dimainkan di sela-sela doa yang dipanjatkan ihutan (pemimpin agama) dalam setiap ritual, baik gondang sabangunan (pengkap) maupun gondang hasapi (kecapi).

”Gendang berfungsi sebagai perantara (manusia dengan Tuhan) sekaligus suara hati seseorang,” kata antropolog Universitas Negeri Medan, Ibrahim, dalam Agama Malim di Tanah Batak (2010). Namun, makna seperti itu tentu tidak dipahami generasi seperti Chintya. Mereka hanya paham gerak minus makna.

Dalam hal menghafal aksara Batak, anak-anak muda Batak pun minim. ”Dulu pernah diajarkan di sekolah, tetapi saya tidak pernah bisa menulis Batak. Susah,” tandas Desy Sidabalok, pelajar SMA di Samosir. Memang, budaya instan yang mengglobal lewat seperangkat gadget akhirnya menggerus budaya, termasuk budaya Batak.


Mengagungkan budaya

Direktur Bidang Kebudayaan Festival Danau Toba Rizaldi Siagian membaca bahwa saat ini orang-orang Batak mengidap sindrom inferioritas terhadap budaya sendiri. Padahal, ketika arus globalisasi menguat, unsur lokalitas harus menguat untuk ikut menjadi global. Bukan sebaliknya, surut dan terbawa arus budaya lain.

Setiap tradisi dan budaya lokal sebenarnya memiliki pengetahuan yang sarat kearifan lokal. Gondang, misalnya, mengajarkan cara bermusik dengan nada pentatonis. ”Jika ini dilupakan, generasi Batak kehilangan jejak dan jati dirinya,” kata Rizaldi.

Untuk itulah, agar nilai luhur budaya dan tradisi Batak terus terpelihara, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Festival Danau Toba. Berbagai seni dan tradisi Batak yang sudah jarang dijumpai kembali diangkat dalam bentuk yang lebih segar. Tentu, ini untuk menegaskan jati diri orang Batak.

”Sejak awal, konsepsi kami adalah untuk mengagungkan budaya Batak dan kami kemas dengan menggabungkan unsur olahraga,” kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com