Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan Ilmu Mengelola Kesemrawutan

Kompas.com - 09/09/2013, 13:57 WIB
Brigitta Isworo Laksmi

Penulis


KOMPAS.com - Kereta dengan empat kuda penghela. Itulah Indonesia. Setiap kuda berlari dengan arahnya sendiri. Sais harus bekerja keras agar kereta tak terbelah. Untuk mengarahkan kuda-kuda menuju ke satu tujuan, di situlah Ilmu Keputusan berperan.

Bernada santai, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto mengungkapkan kerumitannya membantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kuliah umumnya, ”Managing Reform in Indonesia: From Tsunami Recovery to UKP4”.

Perumpamaan itu mengundang tawa hadirin pada acara pemberian gelar doktor kehormatan dan pengangkatan Kuntoro sebagai International Honorary Member of Board of Trustees dari dan oleh Northeastern University, AS, Jumat (6/9), di Jakarta.

Hadir Wapres Boediono, Dirut PLN Nur Pamudji, Duta Besar Norwegia Stig Traavik, Rektor ITB Akhmaloka, dan ”guru” yang mengenalkan Kuntoro pada Ilmu Keputusan, Prof Mathias Aroef. Penghargaan diberikan Presiden Northeastern University Joseph E Aoun.

Dari kondisi yang seakan ”mustahil” untuk bekerja bersama dan membuahkan hasil, Ilmu Keputusan memulainya dengan mencari common goal (tujuan bersama). ”Maka, Pak Boediono harus melakukan negosiasi dengan ’kuda-kuda itu’,” ujar Kuntoro disambut tawa.

Para menteri, kepala daerah, anggota DPR pusat dan daerah adalah ibarat kuda-kuda yang berlari semaunya. ”Bagaimana menyinkronisasikan itu? Saya mulai dengan Geospatial Information System (Sistem Informasi Geospasial) sehingga tidak ada yang bisa ’melarikan diri’,” ujar Kuntoro. Seluruh fungsi terpapar dalam satu peta.

Ilmu itu pula yang mendasari kerja besar Kuntoro memimpin Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias selama 4 tahun (2004-2008) setelah tsunami. ”Semua habis,” ujarnya menggambarkan Aceh. Kuntoro diberi wewenang memutuskan.

Padahal, di Aceh sudah 25 tahun konflik dengan adanya Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Negosiasi dengan GAM berlangsung baik, tetapi masih ada negara-negara lain yang membantu. ”Ada unsur kedaulatan yang harus diperhatikan,” katanya.

Di akhir kerja, BRR Aceh-Nias mengukir banyak rekor: melibatkan 900 organisasi internasional, 40 negara, 8.000 sukarelawan, 7,2 triliun dollar AS (sekitar Rp 72.000 triliun, kurs 1 dollar AS = Rp 10.000), 9 kapal induk, 14 kapal perang, dan 1 kapal rumah sakit. Di Aceh dibangun 100.000 rumah dilengkapi info letak geografisnya. Kuntoro pernah menjabat Dirut PLN, Menteri ESDM, dan Direktur PT Timah.

Kisah cinta. Demikian Kuntoro menguraikan campur gaulnya dengan Ilmu Keputusan. Ia jatuh cinta dengan ilmu itu saat dikenalkan Mathias Aroef. Sebab, Ilmu Keputusan adalah ilmu tepat untuk memutuskan dan berbuat sesuatu di tengah kesemrawutan (kompleks, khaotik, dan tak terbatas masalahnya) yang adalah realitas hidup.
(BRIGITTA ISWORO L)”Cukup para guru memberikan pengertian kepada anak didik bahwa ungkapan itu tidak baik dan jangan ditiru,” ujarnya. (SEM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Nasional
KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana Dengan Kaesang di Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana Dengan Kaesang di Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Nasional
Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com