Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sudah 2 Kali Rekonstruksi Hilangnya Dinamit

Kompas.com - 02/07/2013, 05:16 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian telah dua kali merekonstruksi hilangnya 250 dinamit. Rekonstruksi dilakukan mulai dari pengangkutan dinamit dari PT MNK di Subang, pemberhentian truk di Marunda, Jakarta Utara, hingga tiba di PT Batusarana Persada di Bogor, Jawa Barat.  

"Kami sudah dua kali lakukan rekonstruksi terhadap perjalanan dari Subang ke Marunda, kemudian ke arah Bogor. Kapan dia berhenti kami pelajari," ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2013). Hingga saat ini, sebanyak 15 saksi telah diperiksa. Mereka antara lain sopir dan kondektur truk, dua anggota Brimob, dan pegawai perusahaan penjual maupun pembeli dinamit.

Waktu dan lokasi hilangnya dinamit tersebut saat ini masih terus diselidiki. Dua truk yang membawa dinamit berangkat dari gudang bahan peledak PT MNK Subang, Rabu (26/6/2013). Dinamit hendak dikirimkan ke lokasi tambang PT Batusarana Persada di Desa Rengas Jajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Dalam perjalanannya, truk sempat berhenti di gudang PT MNK di Marunda, Jakarta Utara. Dari Marunda, berangkat lagi dua truk sehingga total ada empat truk berjalan beriringan. Empat truk tersebut mengangkut beragam bahan peledak dengan jenis amonium nitrat sebanyak 30.000 kilogram, dinamit 2.000 kilogram atau 80 dus, dan detonator listrik sebanyak 4.000 unit.

Hasil penyelidikan, truk sempat berhenti atau singgah sebanyak lima kali. Pada Kamis (27/6/2013), diketahui hilang dua dus berisi 250 dinamit setelah dilakukan pengecekan di Bogor. Ada sobekan pada terpal penutup truk.

Kepolisian menduga, pencurian dinamit dilakukan oleh bajing loncat. "Salah satu kemungkinan adalah motif ekonomi karena kami lihat dari modus operandi, sobekan terpal yang ditutup truk itu sekitar satu meter adalah modus operandi bajing loncat," kata Ronny. Bajing loncat adalah istilah untuk para pencuri yang meloncat naik ke atas truk yang tengah melintas dengan membawa muatan, lalu mengambil sebagian muatan tersebut.

Ronny meminta masyarakat tidak terlalu khawatir dengan hilangnya 250 dinamit ini. Dia mengatakan, polisi dari tingkat polres hingga Mabes Polri, bahkan Detasemen Khusus 88 telah diturunkan untuk mengungkap kasus ini.

Dinamit merupakan salah satu bahan peledak yang kerap dipakai digunakan untuk kegiatan pertambangan. Berukuran 5 x 20 cm, bentuk dinamit menyerupai sosis. "Masyarakat tidak perlu terlalu khawatir. Namun demikian, kesiapsiagaan kami untuk antisipasi agar jangan sampai dinamit itu disalahgunakan terus dilakukan," kata Ronny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com