Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadel: Sudi Harusnya Transparan Sampaikan Fakta

Kompas.com - 22/10/2011, 16:43 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyesalkan pernyataan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi terkait pencopotan dirinya sebagai menteri karena bermasalah. Menurut Fadel, seharusnya Sudi menjelaskan kepada publik apa masalah tersebut secara rinci dan jelas.

"Pak Sudi seharusnya menyampaikan secara transparan apa masalah yang Beliau maksudkan agar masyarakat tidak dibingungkan dan bisa mengetahui apa masalah yang dimaksudkan Mensesneg tersebut yang menjadi dasar pertimbangan pergantian menteri kelautan dan perikanan," ujar Fadel saat konferensi pers di kediamannya, Jakarta, Sabtu (22/10/2011).

Tidak lama setelah rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendarat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat kemarin, Sudi Silalahi mengatakan tidak ada penzaliman terkait pencopotan posisi Fadel dari Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Menurut Sudi, Presiden memutuskan Fadel untuk dibebaskan dari posisinya sebagai menteri karena politisi Golkar tersebut bermasalah. Dikatakan Fadel, selama dua tahun ketika menjabat sebagai menteri, dirinya meyakini tidak ada satu pun permasalahan hukum yang berkaitan langsung dengan tugas kementerian.

"Buktinya, laporan keuangan KKP pada 2010 ini telah naik peringkat Wajar Tanpa Pengecualian yang pada tahun-tahun sebelumnya disclaimer," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Fadel, dirinya sudah sangat jelas menyampaikan selama ini sudah berbesar hati terkait pencopotan jabatannya. Pasalnya, Fadel menilai, pencopotan posisinya tersebut merupakan hak prerogatif dari Presiden.

"Oleh sebab itu, seharusnya Pak Sudi tidak perlu menyampaikan alasan pemberhentian saya, bila substansinya sangat kabur atau tidak jelas, hingga terkesan mengada-ada, bahkan cenderung menjadi fitnah. Harusnya Mensesneg menjaga etika dan martabatnya," tegas Fadel.

Sebelumnya, kepada wartawan, Fadel masih merasa dizalimi oleh Presiden terkait baru diberitahu dirinya didepak dari kabinet 10 menit sebelum Presiden mengumumkan susunan kabinet baru, Selasa (18/10/2011) pukul 20.00. Pemberitahuan itu disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi melalui telepon. 4,5 jam sebelumnya, Fadel mengaku masih diberitahu Sudi tetap dipertahankan di kabinet.

"Kan saya bekerja dua tahun. Kalau saya mau diberhentikan bilang dong. 'Pak Fadel, tugas kamu selesai dua tahun. Saya terimakasih tugas kamu sudah bagus.' Saya kecewa tapi saya tidak sedih. Saya merasa proses saya seperti dizalimin. Saya kan manusia biasa," kata Fadel di Jakarta, Rabu (19/10/2011).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com