Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Kompas.com - 27/05/2024, 05:51 WIB
Vitorio Mantalean,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI-P yang digelar 24-26 Mei 2024, ditutup dengan emosional. 

Ketua Bidang Politik DPP PDI-P Puan Maharani menitikkan air mata saat membacakan sikap  politik resmi partainya.

"Rakernas V partai menilai bahwa Pemilu 2024 merupakan Pemilu yang paling buruk dalam sejarah demokrasi Indonesia," kata Puan dalam penutupan Rakernas, Minggu (26/5/2024).

Sikap ini menjadi sikap pertama yang dibacakan Puan.

"Hal ini disebabkan oleh penyalahgunaan kekuasaan, intervensi aparat penegak hukum, pelanggaran etika, penyalahgunaan sumber daya negara, dan masifnya praktik politik uang (money politics)," lanjutnya.

Baca juga: Sikap Politik PDI-P: Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah, Minta Evaluasi Sistem Pemilu

PDI-P juga beranggapan, buruknya penyelenggaraan pemilu ini juga disebabkan oleh ketidaknetralan penyelenggara pemilu.

Berkaitan dengan hal tersebut, Rakemas V merekomendasikan peningkatan kualitas demokrasi melalui peninjauan kembali sistem pemilu, konsolidasi demokrasi, dan pelembagaan partai politik.

Mereka juga merekomendasikan penguatan pers dan masyarakat sipil serta mendorong reformasi sistem hukum yang berkeadilan.

"Rakemas V partai menilai untuk meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia memerlukan fungsi kontrol dan penyeimbang (checks and balances)," ujar Puan.

Air mata Puan

Bukan hanya kritik yang membara, Puan juga menyampaikan pesan menyentuh dengan air mata.

"Rakernas V Partai mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo dan Prof. Mahfud MD," ucap Puan disambut tepuk tangan ribuan kader PDI-P.

Ganjar Pranowo yang duduk di kursi depan tampak terdiam. Puan lalu menyampaikan terima kasihnya pula karena PDI-P berhasil menjadi pemenang Pileg 2024.

"Dan PDI Perjuangan dipercaya rakyat memenangkan Pemilu Legislatif tiga kali berturut-turut," kata Puan dengan suara bergetar.

Ganjar menyambutnya dengan tepuk tangan. Begitu pula dilakukan ribuan kader partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.

Baca juga: Air Mata Puan dalam Pembacaan Sikap Politik PDI-P...

Puan kemudian sempat terdiam sesaat dan menitikkan air mata. Riuh tepuk tangan hadirin semakin keras.

"Semangat Mbak Puan!" seru salah satu peserta Rakernas V PDI-P.

Puan yang juga Ketua DPR RI tersebut lalu menyebut bahwa kepercayaan rakyat harus diwujudkan untuk memperbaiki tiga pilar partai (struktural, legislatif, dan eksekutif).

Ia kembali tercekat dan tergetar suaranya sewaktu meminta maaf terkait perilaku kader PDI-P yang menyimpang dari etika politik pada Pemilu 2024.

"Sehubungan dengan adanya perilaku kader Partai yang tidak menjunjung tinggi etika politik, tidak berdisiplin, dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ideologi partai, serta melakukan pelanggaran konstitusi dan demokrasi ..." ucap Puan.

"Rakernas V Partai menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya, Rakernas V Partai merekomendasikan untuk menyempurnakan sistem rekrutmen, pelatihan, kaderisasi, dan penugasan Partai, agar apa yang terjadi dengan penyimpangan perilaku kader pada Pemilu 2024 tidak terulang kembali," ungkapnya.

Baca juga: Sambil Menangis, Puan Minta Maaf Ada Kader PDI-P Tak Beretika dan Langgar Konstitusi

Pernyataan ini seakan bertalian dengan pernyataan petinggi PDI-P dalam jumpa pers jelang pembukaan Rakernas V, ketika awak media bertanya mengapa Presiden Joko Widodo dan cawapres terpilih Gibran Rakabuming tak diundang.

"Apabila ada di antara kita anggota partai yang kemudian melanggar konstitusi, melanggar etika dan moral, maka dia sudah bukan menjadi bagian dari keluarga besar PDI-P. Karena sudah bertentangan, bukan hanya pada AD/ART partai, melainkan juga pada konstitusi negara," jelas Ketua Steering Committee Rakernas V PDI-P, Djarot Saiful Hidayat.

Tarik-ulur Mega

Sementara itu, ibunda Puan yang notabene Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengisyaratkan bahwa ia tidak akan menyampaikan sikap politik partainya terhadap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sekarang.

Megawati meminta penegasan kepada seluruh kader partainya, apakah tetap ingin bersama dengannya atau tidak.

Ia kemudian kembali pada sikap politik PDI-P yang disebut-sebut sudah ditunggu oleh wartawan. Dia menyadari bahwa wartawan menunggu keputusan PDI-P akan menyampaikan sikap politik pada rakernas kali ini.

"Nah ini kan juga, sikap politik partai berada di dalam atau di luar pemerintahan. Gitu kan?" ucap Megawati.

"Lha iya, enak wae. Belum menit ini saya ngomong. Hihi," sambung dia.

Baca juga: Tidak Akan Sampaikan Sikap Politik di Rakernas, Megawati: Enak Wae, Gue Mainin Dulu Dong

Lebih lanjut, Presiden Kelima RI ini menegaskan bahwa dibutuhkan hitung-hitungan politik untuk memutuskan sikap tersebut.

Megawati juga meminta persetujuan kepada seluruh kader PDI-P peserta rakernas apakah sepaham dengannya untuk tidak menyampaikan sikap politik partai terhadap pemerintahan ke depan.

"Aku sambil sarapan gitu kan (baca berita), aku bilang, haha, enak saja. Gue mainin dulu dong," kata Megawati sembari tersenyum lebar dan diiringi tepuk tangan dari seluruh kader PDI-P.

Absennya Prananda dan suksesor Mega

Rakernas V PDI-P menyerahkan sepenuhnya penentuan sikap politik terhadap pemerintah ke tangan Megawati.

Tak hanya itu, dalam sikap politik partai yang dibacakan oleh Puan, PDI-P memohon kesedihan Megawati untuk kembali memimpin partai pada Kongres VI pada 2025 nanti, hingga 2030.

Hal tersebut dibacakan Puan ketika kakaknya, Prananda Prabowo, sama sekali tak tampak batang hidungnya selama 3 hari rakernas dihelat di Beach City International Stadium itu.

Selama ini, selain nama Puan, Prananda yang juga Ketua Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Digital DPP PDI-P itu memang kerap disebut-sebut sebagai sosok yang akan melanjutkan kepemimpinan ibunya di PDI-P.

Baca juga: 2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Dalam pidatonya di hari pertama, Megawati sempat meledek Puan Maharani yang notabene Ketua DPR luntuk bertukar posisi dengan dirinya.

Awalnya, Megawati menyinggung Puan yang sering bertugas ke luar negeri karena jabatannya sebagai Ketua DPR.

"Terus saya bilang, gantian lah sama saya, saya deh yang jadi ketua DPR, kamu yang jadi ketua umum, haha,” ujar dia tertawa.

Pernyataan Megawati itu mendapat tepuk tangan meriah dari para seluruh peserta Rakernas V PDI-P.

“Lho enak-enak aja, masak saya yang disuruh nongkrong di sini, terus keadaannya gonjang-ganjing enggak jelas, haha,” ucap Megawati sembari tertawa lagi.

Baca juga: Megawati Ajak Puan Tukar Posisi: Saya Jadi Ketua DPR, Kamu Jadi Ketum

Tidak ada keterangan resmi dari PDI-P mengenai absennya Prananda.

Padahal, Mas Nanan, sapaan akrabnya, nyaris tidak pernah absen dalam hajatan akbar partai dan kerapkali terlihat setia mendampingi ibunya naik-turun panggung atau keluar-masuk arena perhelatan.

Ganjar Pranowo maupun Ketua Organizing Committee Rakernas V PDI-P Masinton Pasaribu mengaku tak tahu persis alasan ketidakhadiran Prananda.

Mereka hanya menduga bahwa Prananda barangkali tak sempat hadir karena mengurusi kegiatan anaknya di mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com