Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Skenario Sikap Politik Partai Banteng

Kompas.com - 24/05/2024, 09:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di skenario 1 komunikasi politik diasumsikan berhasil menemukan kesepahaman tentang peran di luar pemerintahan.

Komitmen “tak akan mengganggu” tentu saja penting bagi Prabowo. Berkali-kali ia menegaskan pemerintahannya tak mau diganggu. Sayangnya, hingga menjelang Rakernas pertemuan Megawati dan Prabowo hanya rencana.

Komitmen tersebut akan membuahkan dukungan politik dari gerbong Prabowo terhadap PDI-P untuk memimpin parlemen sesuai UU tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3).

Sebagai pemenang Pemilu 2024, menurut UU MD3, PDIP berhak untuk mendapatkan kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Menurut hemat saya, skenario 1 itu moderat dan paling realistis. Tak menimbulkan kegaduhan politik menjelang transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo. Stabilitas politik relatif terjaga.

Prabowo akan merasa nyaman sebagai pemimpin pemerintahan. PDI-P pun masih tetap memimpin parlemen, meski mayoritas anggota parlemen pendukung pemerintah.

PDI-P masih bisa kritis terhadap kebijakan dan program pemerintah. Namun, tak akan mengganjal program dan kebijakan tersebut.

PDI-P juga tak akan kehilangan muka di depan pendukung setianya. Megawati juga dianggap konsisten dengan kritik-kritiknya terhadap pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan “amicus curiae” (sahabat pengadilan) yang diajukannya kepada hakim Mahkamah Konstitusi (MK). Meski “amicus curiae” itu diajukan sebagai warga negara, bukan Ketua Umum PDI-P.

PDI-P masih bisa memainkan narasi kerakyatan yang menjadi prinsip ideologi politiknya melalui kritik-kritik konstruktif terhadap pemerintah.

Kritik-kritik konstruktif tetap dibutuhkan oleh pemerintahan dalam kerangka demokrasi. Kritik-kritik konstruktif butuh saluran politik, terutama di parlemen.

Di samping itu, skenario 1 juga tak dibebani relasi Megawati dan Jokowi yang bergaris putus-putus. Susah membayangkan titik temu keduanya. Boleh jadi sejarah yang kelak memaksa. Sebagaimana titik pisah mereka, sejarah pula yang memaksa.

Selanjutnya, skenario 2, PDI-P masuk di dalam pemerintahan Prabowo-Gibran, sebagaimana diinginkan Prabowo. Ada perubahan garis relasi antara Megawati dan Prabowo. Garis relasi itu menebal, menunjukkan hubungannya bertambah baik.

Skenario 2 tentu saja menambah kuat pemerintahan Prabowo-Gibran. Prabowo sangat diuntungkan, karena mendapatkan tambahan dukungan politik parlemen secara signifikan.

Skenario 2 juga menguntungkan PDI-P. Hak untuk memimpin parlemen tak akan terganggu. Jatah kursi menteri pun tentu saja disediakan oleh Prabowo untuk PDI-P. Pun jabatan kenegaraan lain terbuka pula untuk PDI-P.

Namun, skenario 2 akan dibebani relasi Megawati dan Jokowi yang belum pulih. Masuk pemerintahan Prabowo-Gibran akan sangat berat bagi Megawati, sehubungan dengan kritik-kritik dan “amicus curiae”-nya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com