Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Kompas.com - 05/05/2024, 12:11 WIB
Irfan Kamil,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai, rencana presiden terpilih Prabowo Subianto yang ingin membentuk forum silaturahmi para presiden RI terdahulu memungkinkan untuk dilakukan.

Pria yang karib disapa Cak Imin itu berpandangan, sudah waktunya para pemimpin bangsa melupakan perbedaan pandangan dan konflik yang lalu.

“Ya mestinya memungkinkan, karena sudah waktunya melupakan perbedaan dan konflik-konflik yang tidak produktif,” kata Cak Imin saat ditemui usai memberi pembekalan kepada calon kepala daerah (Bacakada) yang diusung oleh PKB di Four Points Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (5/5/2024).

Baca juga: Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menilai, rencana Prabowo membentuk presidential club merupakan gagasan yang positif.

Menurut Cak Imin, forum pertemuan para tokoh yang pernah memimpin Indonesia itu bisa digunakan untuk mencari berbagai solusi dari beragam masalah bangsa.

Ia pun menilai, forum presidential club penting untuk saling berbagi pengalaman antar kepemimpinan. Baik terkait keberhasilan maupun kegagalan dalam proses pemerintahan.

“Pengalaman tidak boleh diabaikan, kegagalan jangan diulang, jangan pernah kita terperosok lubang yang sama. Sehingga di antara pelajaran-pelajaran yang sudah dilalui (para presiden) bisa menjadi modal (untuk perbaikan),” kata Cak Imin.

Diketahui, keinginan untuk membentuk forum tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Forum ini mempertemukan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI yang saat ini masih menjabat, Joko Widodo.

Baca juga: Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan Presidential Club

Dahnil menyebut, Prabowo ingin ada semacam kelompok presiden yang mempertemukan dirinya dan kepala negara pendahulunya itu.

“Pak Prabowo secara berulang menyebutkan beliau ingin sekali duduk bareng, diskusi panjang dengan para mantan presiden nantinya, sehingga ada presidential club,” kata Dahnil dalam program Kompas Petang Kompas TV, Senin (29/4/2024).

Lewat pertemuan tersebut, Prabowo ingin para presiden terdahulu berdiskusi mengenai pengalaman masing-masing memimpin negara.

Selain itu, dari Megawati, SBY dan Jokowi, Prabowo juga ingin meminta masukan dalam penyusunan kabinet pemerintahannya ke depan.

Bagi Prabowo, masukan para presiden terdahulu penting lantaran mereka memiliki pengalaman panjang dalam memimpin negara.

Prabowo sudah ditetapkan sebagai presiden terpilih RI untuk masa jabatan 2024-2029 oleh KPU RI pada Senin (22/4/2024).

Baca juga: “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Pasangan ini memenangi Pilpres 2024 dengan perolehan 96.214.691 suara atau sekitar 58,58 persen dari seluruh suara sah nasional mengungguli dua kandidat lain.

Menurut jadwal, pelantikan keduanya bakal digelar pada 20 Oktober 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com