JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa heran karena proses penguasaan saham PT Freeport Indonesia oleh pemerintah tidak mendapat dukungan yang luas dari dalam negeri.
Bahkan, menurut Jokowi, sebagian pihak justru mem-bully penguasaan saham PT Freeport oleh pemerintah Indonesia.
"Kadang, saya kadang-kadang (merasa), ini kok di dalam negeri kita ambil seperti ini enggak ada yang dukung, diam-diam saja, malah sebagian mem-bully," ujar Jokowi saat memberi sambutan pada Kongres ke-12 Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (28/3/2024).
"Tapi, saya sudah terbiasa dihina, difitnah, dicaci-maki, diejek saya terus saja. Kalau saya yakini benar, saya akan terus," katanya lagi.
Baca juga: Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga
Kepala Negara kemudian menjelaskan bahwa penguasaan saham PT Freeport oleh pemerintah Indonesia juga berlangsung bertahap dan memerlukan waktu lama.
Sebab, sebelumnya Indonesia hanya memikirkan saham sebesar sembilan persen di perusahaan tambang yang berada di Papua itu.
Kemudian, dengan sejumlah upaya dan negosiasi, pemerintah berhasil menguasai 51 persen saham. Artinya, Indonesia menjadi pemilik saham mayoritas di PT Freeport.
"Sekarang sudah mayoritas 51 persen. Artinya Freeport bukan milik Amerika lagi, tapi sudah milik Indonesia, milik negara kita. Jangan ada bayangan itu (milik) Amerika, sudah (milik) Indonesia," ujar Jokowi menegaskan.
"Sebentar lagi (saham Indonesia) akan kita tambah menjadi 61 persen. Dan pendapatan Freeport sekarang ini 70 persen masuk ke negara. Begitu kita naik 61 persen nantinya 80 persen akan masuk ke negara," katanya melanjutkan.
Baca juga: Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.