Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Stok Beras Bulog Melimpah, Mendag Zulhas Imbau Masyarakat Konsumsi Beras Bulog

Kompas.com - 26/02/2024, 21:22 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan stok beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) produksi Badan Urusan Logistik (Bulog) melimpah dan tersebar di seluruh pasar tradisional dan ritel modern di Indonesia.

Menteri yang akrab disapa Zulhas itu meminta masyarakat yang biasa mengonsumsi beras premium diminta mulai beralih ke beras komersial Bulog atau SPHP. Peralihan ini diharapkan dapat menurunkan harga beras premium.

“Berasnya enak dan bagus sehingga laju kenaikan harga beras lokal yang belum panen ini bisa ditahan kalau permintaannya turun,” kata Zulhas saat meninjau Pasar Klender SS di Jakarta Timur (Jatim), Senin (26/2/2024).

Dalam peninjauan tersebut, Zulhas didampingi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto dan Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim. 

Turut hadir mendampingi Pimpinan Wilayah Perum Bulog Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan Banten Basirun.

Baca juga: Benarkah Harga Beras Mahal karena Ada Bansos?

Dia mengatakan, pemerintah mengestimasi panen beras paling cepat adalah pada Maret 2024. 

Zulhas menyebutkan, pergeseran musim dan dampak El Nino telah menggeser jadwal tanam beras di Indonesia.

“Jadwal tanam kita bergeser, biasanya Agustus atau September sudah tanam. Saat ini baru tanam. Artinya, panen paling cepat di Maret 2024,” ujarnya melansir kemendag.go.id.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, puncak panen diperkirakan pada April atau Mei sehingga harga beras lokal akan stabil.  

“Namun, beras yang disediakan pemerintah harganya tetap tidak naik,” ungkapnya.

Pemerintah menyediakan beras SPHP Bulog sepanjang tahun dengan harga Rp 10.900 per kilogram (kg).  

Baca juga: Harga Beras Lokal Tinggi, Mendag Zulhas: Suplai Berkurang karena Periode Tanam Padi Berubah

Selain itu, tersedia pula beras komersial Bulog yang saat ini dijual dengan harga Rp 15.000 per kg.

Zulhas memastikan, kedua jenis beras tersebut akan tersedia bagi masyarakat yang ingin beralih mengonsumsi beras Bulog untuk sementara waktu maupun jangka panjang.

Beras SPHP dan beras komersial yang disediakan Bulog stoknya banyak, harga tidak naik,” katanya. 

Sementara itu, kata dia, beras lokal sedang proses tanam sehingga permintaan beras lokal yang terus meningkat akan berdampak pada harganya.

Selain memastikan kondisi beras, Zulhas juga meninjau sejumlah komoditas barang kebutuhan pokok lainnya. 

Baca juga: Tinjau Pasar Bulu di Semarang, Mendag Zulhas Sebut Program SPHP Jaga Stabilitas Harga Beras Nasional

Dari pantauan itu didapati bahwa komoditas yang harganya stabil, antara lain beras medium Rp 14.000 per kg, beras premium Rp 16.000 per kg, gula pasir Rp 16.000 per kg, dan minyak goreng curah Rp 15.000 per liter.

Kemudian, harga MINYAKITA sebesar Rp 14.000 per liter, cabai merah keriting Rp 80.000 per kg, cabai rawit merah Rp 80.000 per kg, daging ayam ras Rp 36.000 per kg, telur ayam ras Rp 29.000 per kg, dan daging sapi Rp 140.000 per kg.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com