Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Akan Gelar Pemilu Susulan di Paniai Usai Logistik Dibakar dan Dibuang ke Sungai

Kompas.com - 13/02/2024, 15:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyebut bahwa pemungutan suara di Paniai, Papua Tengah, kemungkinan besar akan digelar lewat pemilu susulan.

Hal ini menyusul perusakan logistik Pemilu 2024 di wilayah tersebut. Sebagian logistik dibakar, sebagian lainnya dibuang ke sungai.

"Kan surat suaranya jadi rusak, yang sudah dikirim itu," kata anggota KPU RI Mochamad Afifuddin, pada Selasa (13/2/2024).

Ia menyebutkan, keputusan terkait hal itu akan dipastikan pada sore nanti. Selain di Paniai, pemungutan suara juga diusulkan digelar lewat pemilu susulan di Demak, Jawa Tengah, dampak banjir yang merendam ratusan TPS.

Baca juga: Massa Bakar Kotak dan Surat Suara Pemilu 2024 di Paniai

"Nanti sore kami pastikan akan ada update terkait dua lokasi yang sedang diusulkan untuk pemilu susulan, di 108 TPS di beberapa desa di Kabupaten Demak karena banjir dan situasi terakhir yang sedang dilakukan pengecekan di Paniai," ungkapnya.

Afif mengatakan, saat ini KPU dan Bawaslu setempat masih mengupayakan mediasi terhadap kelompok-kelompok yang melakukan perusakan logistik.

Mereka juga masih terus melakukan pendataan berapa jumlah logistik yang rusak, berapa TPS serta pemilih yang bakal terdampak, dan berapa distrik yang perlu dilakukan pemilu susulan.

Lantaran kendala komunikasi, ujar Afif, pihaknya hingga saat ini baru mendapatkan data secara umum terkait jumlah logistik yang disuplai Paniai.

Menurut data itu, jumlah surat suara yang dikirim ke 24 distrik di Paniai mencapai 120.352 lembar, termasuk surat suara cadangan.

"Daerahnya memang agak berat. Dua yang dianggap keras dan jadi perhatian polisi itu Papua Tengah dan Papua Pegunungan," ujar dia.

Sebagai informasi, pemungutan suara di Paniai seluruhnya masih menggunakan sistem noken/ikat.

Baca juga: Kantor Distrik di Paniai Dibakar Massa yang Kecewa Lokasi TPS Dipindah

 


Ketua KPU Papua Tengah, Jennifer Darling Tabuni, menjelaskan bahwa peristiwa pembakaran logistik Pemilu 2024 di Distrik Kebo dan Distrik Yagai, Kabupaten Paniai, disebabkan adanya kabar bohong.

Menurut dia, massa mempercayai formulir C1-KWK dibawa lari para panitia pemungutan distrik (PPD), padahal berkas tersebut tidak lagi digunakan pada pemilihan presiden dan legislatif tahun ini

Mereka disebut mencari formulir C1 berhologram, sebagaimana digunakan pada Pemilu 2014 dan 2019.

Pada Pemilu 2024, formulir berhologram tak lagi dipakai, digantikan dengan formulir dengan barcode.

Di samping itu, formulir C1-KWK merupakan formulir untuk pilkada.

Jenifer memastikan bahwa seluruh berkas yang dibutuhkan untuk pilpres dan pileg, seluruhnya masih berada di dalam kotak suara yang dibakar massa.

Baca juga: Kabar Bohong Picu Pembakaran Logistik Pemilu 2024 di Paniai

"Itu semua di dalam kotak itu berisi surat suara kemudian formulir dan juga kelengkapan TPS. Itu lengkap di dalam, jadi tidak ada yang kurang di dalam," kata dia dalam keterangan suara, Selasa.

Ia pun meminta aparat keamanan bisa mengusut tuntas kasus tersebut dan menangkap otak di balik tindakan massa.

"Dan kami berharap pihak keamanan bisa mengambil tindakan tegas terhadap aktor dari yang sudah membangkitkan kemarahan atau membangkitkan mosi tidak percaya kepada penyelenggara Pemilu ini supaya dia bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangkan Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangkan Pilpres

Nasional
Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com