Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Debat Pamungkas: Anies Konsisten Perubahan, Prabowo Banyak Setuju Lawan, Ganjar Tegas dan Berani

Kompas.com - 05/02/2024, 19:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM debat terakhir Pemilihan Presiden Indonesia 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention Center pada 4 Februari, tiga kandidat presiden - Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo - berusaha memperkuat dukungan mereka melalui argumen penutup.

Debat ini, dengan fokus pada Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi, menjadi arena penting bagi para kandidat untuk menyampaikan visi mereka.

Anies Baswedan yang juga mantan Menteri Pendidikan, menampilkan pemahaman yang kuat tentang pendidikan, menyelaraskan pernyataan pembukaannya untuk menggarisbawahi visi reformasi yang komprehensif.

Anies menyatakan, "Mereka menginginkan perubahan, kondisi kehidupan yang lebih baik, lebih makmur. Kami berjuang untuk perubahan agar orangtua yang miskin dapat melihat negara hadir untuk membantu anak mereka."

Hal ini menyoroti komitmennya untuk perbaikan masyarakat melalui kebijakan transformatif.

Pendekatan yang dilakukannya bukan untuk menyerang lawannya seperti yang dilakukannya pada dua debat sebelumnya, melainkan untuk menggambarkan proposisi kebijakannya dengan jelas dan tepat.

Meskipun bukan hal baru, wacana Anies untuk memisahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Kebudayaan diartikulasikan dengan wawasan yang menggarisbawahi pemahamannya yang mendalam tentang sektor ini.

Jelas terlihat bahwa Anies, melalui retorikanya, ingin menegaskan kembali komitmennya terhadap pendidikan sebagai landasan pembangunan nasional, dengan menyajikan argumen yang menyeluruh dan dibangun dengan matang.

Sebaliknya, penampilan Prabowo Subianto selalu tampak kurang bersemangat dan meyakinkan dibandingkan dengan kandidat lainnya.

Kecenderungannya untuk setuju dengan ide-ide yang dikemukakan oleh Anies dan Ganjar, ditambah dengan penekanan yang berulang-ulang pada solusi yang bersifat alimentasi terhadap isu-isu sosial yang lebih luas, menunjukkan Prabowo hampir tak memiliki gagasan.

Pernyataannya terkait "orang-orang tidak normal" ketika membahas hak-hak dan inklusi penyandang disabilitas bukan hanya kecerobohan, melainkan juga menunjukkan ketidaksinambungan yang lebih dalam dengan wacana kontemporer tentang inklusivitas dan kesetaraan.

Pilihan kata ini secara tidak sengaja memperkuat narasi stigmatisasi terhadap penyandang disabilitas, dan merusak langkah progresif yang telah dibuat untuk mengakui martabat dan hak-hak yang melekat pada setiap individu, terlepas dari kemampuan fisik maupun mentalnya.

Selain itu, sikap dan tingkat energi Prabowo secara keseluruhan selama debat menunjukkan bahwa ia terkepung oleh kelelahan dalam perjalanan kampanye, yang mungkin berdampak pada kemampuannya untuk terlibat secara penuh dengan topik-topik yang sedang dibahas.

Ganjar Pranowo muncul sebagai kandidat yang menarik perhatian, dengan kepercayaan diri dan fokus yang tinggi sejak awal.

Dalam pidato pembukaannya, ia berhasil menetapkan standar debat yang tinggi, menunjukkan keterlibatannya yang mendalam terhadap isu-isu penting dan kesediaannya untuk menghadapi tantangan secara langsung.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

Nasional
DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Nasional
Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com