Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tindak Lanjuti Kecelakaan Kerja di Morowali, Kemenaker Turunkan Pengawas Ketenagakerjaan

Kompas.com - 25/12/2023, 10:11 WIB
Tim Konten,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyampaikan belasungkawa kepada korban ledakan tungku smelter di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Morowali, Sulawesi Tengah.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kemenaker Haiyani Rumondang.

"Saya prihatin terhadap peristiwa yang terjadi di PT IMIP. Saya juga turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya belasan pekerja dan puluhan pekerja lain yang mengalami luka-luka," ucap Haiyani dalam siaran pers Kemenaker, Senin (15/12/2023).

Haiyani memastikan, para korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka, akan mendapatkan manfaat jaminan sosial dari BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, Haiyani menegaskan bahwa Kemenaker terus melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah dan juga pihak terkait.

"Merespons kejadian kecelakaan tersebut, Kepala Dinas Kemenaker (Kadisnaker) Provinsi Sulawesi Tengah langsung menurunkan Tim Pengawas Ketenagakerjaan. Tim Pengawas Ketenagakerjaan dari Kemenaker juga akan turun pada Senin (25/12/2023)," ucap Haiyani.

Baca juga: Kebakaran Tungku Smelter di Morowali Tewaskan 13 Pekerja

Selain Kemenaker, ungkapan belasungkawa juga disampaikan secara pribadi oleh Haiyani.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut.

Ia mengatakan, industri smelter merupakan industri dengan risiko bahaya tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan wajib menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sesuai.

Untuk mencegah kejadian serupa, Tim Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah dan pusat akan melakukan pengawasan, termasuk memberikan pembinaan terkait penerapan norma ketenagakerjaan K3.

"Maka, harus benar-benar dipastikan semua keadaan sesuai dengan persyaratan K3, terlebih pada industri smelter yang memiliki risiko bahaya tinggi. Pembinaan harus terus dilakukan termasuk memastikan prosedur dan personel K3 yang memenuhi standar K3," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Nasional
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com