Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra "Flashback" Menangkan Anies Jadi Gubernur Jakarta, Kader sampai Tidur di Emperan dan Masjid

Kompas.com - 15/12/2023, 19:16 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani berbicara mengenai perjuangan para kader Gerindra dalam memenangkan Anies Baswedan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017 silam.

Bahkan, ia mengatakan, para kader Gerindra sampai rela tidur di emperan hingga masjid.

Hal itu dikatakan Muzani merespons pertanyaan calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto yang mengungkit jasanya dalam kemenangan Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta saat debat capres.

"Ini orang datang di sini itu ribuan. Mereka semua menjadi saksi bagaimana mereka datang ke TPS-TPS (Tempat Pemungutan Suara), RT-RT di Jakarta, tidur di emperan di RT-RT, tidur di masjid, tidur di musala, tidur di tempat-tempat majelis taklim, memenangkan Pak Anies," ujar Muzani saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Baca juga: Prabowo: Mas Anies Jadi Gubernur DKI Hadapi Pemerintah yang Berkuasa, Saya yang Usung!

Muzani mengungkapkan, para kader Gerindra yang hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra hari ini pernah mengorbankan tenaga, waktu, pikiran, dan uangnya untuk memperjuangkan Anies.

Muzani mengaku bahwa ia menerjunkan 2.300 kader Gerindra dari seluruh Indonesia untuk memenangkan Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Anggota DPR kabupaten/kota, provinsi, DPR RI, dan pengurus-pengurus itu diturunkan di sini. Untuk apa? Memenangkan Pak Anies Baswedan," katanya.

Sebelumnya, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengingatkan kepada capres nomor urut 1 Anies Baswedan bahwa dirinya yang ikut mengusung Anies menjadi Gubernur DKI pada 2017.

Itu disampaikan Prabowo pada debat perdana capres 2024 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Gibran Debat Cawapres Pekan Depan, TKN: Prabowo Percaya 100 Persen

Prabowo mengatakan, Anies berlebihan karena mengeluh terkait menurunnya demokrasi yang ada di Indonesia.

“Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu, dan ini, Mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya yang mengusung bapak,” kata Prabowo.

Diketahui, saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017, Anies diusung salah satunya oleh Partai Gerindra yang diketuai Prabowo.

“Kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur. Kalau (Presiden) Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur,” ujar Prabowo.

“Saya waktu itu oposisi Mas Anies, Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda terpilih,” katanya lagi.

Baca juga: Cakra Data: Tren Percakapan dan Sentimen Negatif Prabowo Paling Tinggi di Medsos Pasca-debat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com