Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Minta Pemerintah Segera Tunjuk Tempat Akomodasi Pengungsi Rohingya di Aceh

Kompas.com - 21/11/2023, 22:26 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) meminta pemerintah untuk segera menunjuk tempat akomodasi bagi para pengungsi etnis Rohingya yang berlabuh di Aceh.

Berdasarkan catatan Kontras Aceh, setidaknya hingga saat ini pengungsi etnis Rohingya yang ada di Kabupaten Pidie, Aceh, jumlahnya mencapai 1.041 orang.

“Pengungsi yang existing di Kamp Bina Raya di Kabupaten Pidie sebelumnya berjumlah 139 orang, dan saat ini dalam perhitungan Kontras Aceh jumlah pengungsi beretnis Rohingya di Aceh itu kurang lebih 1.041 orang,” kata Koordinator Kontras Aceh Azharul Husna dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/11/2023).

Baca juga: Rentetan Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh

Menurut dia, ada juga 256 pengungsi Rohingya yang tiba pada 19 November lalu, masih berada di Balai Nelayan Gampong Lapang Barat, Gandapura, Bireuen, Aceh.

Selain itu, Husna mencatat dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada sekitar 30 kapal berisi pengungsi Rohingya berlabuh di berbagai wilayah Aceh.

Husna menyebut, meski pemerintah pusat dan daerah sudah pernah rapat koordinasi soal penanganan pengungsi, namun belum ada keputusan tentang lokasi yang bisa dipakai untuk akomodasi.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah maupun pusat memiliki rujukan terkait penanganan pengungsi Rohingya.

“Pemerintah pusat mengatakan pemerintah daerah sudah bisa menuju tempat, namun sampai hari ini belum ada,” ujar Husna.

“Jadi kami minta kepada pemerintah Aceh untuk segera menunjuk akomodasi untuk bisa ditempati pengungsi dengan segera,” sambung dia.

Baca juga: Jumlah Pengungsi Rohingya di Bireuen Aceh Bertambah Jadi 256 Orang

Dalam kesempatan yang sama, Husna turut merespons soal ramainya penolakan warga Aceh belakangan ini terhadap para pengungsi Rohingya.

Menurut dia, riak-riak soal penolakan masyarakat atas pengungsi Rohingya ini tidak terlepas dari masifnya stigma dan hal-hal negatif terkait pengungsi.

Selain itu, ia menduga ada juga oknum tertentu yang sengaja memprovokasi warga setempat untuk menolak pengungsi.

“Ini yang sebenernya kita duga dilakukan oknum-oknnum tertentu dengan cukup rajin, cukup aktif sehingga menyebabkan warga itu kemudian menolak. Ini tentu saja karena keterbatasan pengetahuan kita tentang pengungsi juga,” ujar dia.

Baca juga: Ditolak Warga, Ratusan Rohingya Mendarat di Bireuen saat Pagi Buta

Adapun dalam beberapa waktu terakhir, kapal yang membawa pengungsi Rohingya kembali berlabuh di pantai Aceh.

Pada Minggu (19/11/2023), tercatat sekitar 256 warga Rohingya mendarat di perairan Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.

Rinciannya ada 110 perempuan dan 66 pria. Sedangkan anak-anak sebanyak 36 pria dan 24 wanita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Akan Bentuk 'Coast Guard', Kedudukan Langsung di Bawah Presiden

Indonesia Akan Bentuk "Coast Guard", Kedudukan Langsung di Bawah Presiden

Nasional
Bareskrim Kirim Tim ke Thailand Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Bareskrim Kirim Tim ke Thailand Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, PDI-P: Ujung-ujungnya Tetap Nepotisme

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, PDI-P: Ujung-ujungnya Tetap Nepotisme

Nasional
Dualisme Pengamanan Laut, Bakamla Disiapkan Jadi Embrio 'Coast Guard' RI

Dualisme Pengamanan Laut, Bakamla Disiapkan Jadi Embrio "Coast Guard" RI

Nasional
Istri SYL Dapat Uang Operasional Bulanan Rp 30 Juta dari Kementan

Istri SYL Dapat Uang Operasional Bulanan Rp 30 Juta dari Kementan

Nasional
Soal Revisi UU TNI-Polri, Mensesneg: Presiden Belum Baca

Soal Revisi UU TNI-Polri, Mensesneg: Presiden Belum Baca

Nasional
SYL Begal Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Selama 4 Tahun, Total Rp 6,8 Miliar

SYL Begal Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Selama 4 Tahun, Total Rp 6,8 Miliar

Nasional
SYL Boyong Istri sampai Cucu saat Dinas Luar Negeri sambil Umrah

SYL Boyong Istri sampai Cucu saat Dinas Luar Negeri sambil Umrah

Nasional
Polri Diminta Jelaskan Motif Anggotanya Buntuti Jampidsus Kejagung

Polri Diminta Jelaskan Motif Anggotanya Buntuti Jampidsus Kejagung

Nasional
Kepala Otorita dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Gaji Per Bulan Capai Rp 172 Juta

Kepala Otorita dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Gaji Per Bulan Capai Rp 172 Juta

Nasional
Kritik RUU Polri soal Polisi Bisa Awasi Penyidik KPK, Alex: Jangan Dibolak-balik

Kritik RUU Polri soal Polisi Bisa Awasi Penyidik KPK, Alex: Jangan Dibolak-balik

Nasional
Dipanggil Ke Polda Metro Jaya karena Bicara di Media, Hasto PDI-P: Besok Saya Hadir

Dipanggil Ke Polda Metro Jaya karena Bicara di Media, Hasto PDI-P: Besok Saya Hadir

Nasional
KPK Periksa Mahasiswa Soal Dugaan Pihak yang Amankan Harun Masiku

KPK Periksa Mahasiswa Soal Dugaan Pihak yang Amankan Harun Masiku

Nasional
Dampingi SYL di Penyidikan, Febri Diansyah Akui Terima Rp 3,1 Miliar

Dampingi SYL di Penyidikan, Febri Diansyah Akui Terima Rp 3,1 Miliar

Nasional
Basuki Yakin Investor Tak Kabur Usai Kepala Otorita IKN Mundur

Basuki Yakin Investor Tak Kabur Usai Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com